jpnn.com, JAWA BARAT - Jawa Barat saat ini tengah memasuki tahun politik. Walaupun pemilihan gubernur tinggal menghitung hari, ada sejumlah permasalahan yang tampaknya sulit ditemukan solusinya oleh pemerintahan Jabar saat ini. Salah satunya adalah mahalnya harga sembako.
Menurut survei yang dilansir Indo Barometer, sembako mahal menempati peringkat kedua sebagai permasalahan tertinggi di Jabar dengan persentase sebesar 17,9 persen setelah tingginya angka pengangguran, sekitar 23,5 persen.
BACA JUGA: Kang Hasan Ajak Masyarakat Waspada agar Pancasila Terjaga
Salah satu faktor pemicu harga pangan melonjak adalah mahalnya biaya produksi.
"Jika distribusi lebih singkat maka harga pangan juga akan lebih murah. Konsumen bisa menikmati harga murah, tapi di sisi lain petani harga jualnya lebih baik karena tidak memakai tengkulak,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Doni P Joewono beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Predikat WTP untuk Kota Bandung Hanya Soal Waktu
Doni melanjutkan, untuk menekan mahalnya harga distribusi, pihak pemprov Jabar bisa memanfaatkan teknologi atau membuat aplikasi khusus untuk petani.
"Bisa dikembangkan bersama-sama Kementerian Kominfo dan Kementerian Pertanian," tambahnya.
BACA JUGA: Ibu Cinta Kampanyekan Ridwan Kamil di Pasar Baru
Pada kesempatan berbeda, ekonom asal Bandung yang kini menjadi dosen di Boston College dan Framingham State University, Amerika Serikat, Fahlino Sjuib menambahkan, tingginya harga bahan pangan hanyalah puncak gunung es, yang dipicu oleh tidak meratanya pertumbuhan ekonomi di Jabar.
"Konsep ekonomi Jawa Barat ke depan harus mengarah kepada beberapa aspek, yaitu adil dan berlanjutan, mandiri, berdaya saing, serta berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengandalkan potensi daerah," ungkapnya.
Karena itu, gubernur Jawa Barat yang baru juga harus mampu menyelesaikan ketimpangan ekonomi di setiap daerah. Menurut Fahlino, pasangan Rindu (Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum) memiliki program inovasi teknologi untuk memotong jalur distribusi.
“Dengan begitu ketimpangan ekonomi di daerah Jawa Barat akan berkurang, besarnya potensi Jabar, yang hingga saat ini masih belum tergali dengan baik, provinsi ini membutuhkan perubahan," tandas Fahlino.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurus Kang Hasan Kikis Kesenjangan jika Kelak Pimpin Jabar
Redaktur & Reporter : Yessy