jpnn.com - TOKYO - Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR mengguncang Jepang, Kamis (14/4) malam. Kota Mashiki, Prefektur Kumamoto, Pulau Kyushu, Jepang porak poranda.
Hingg kemarin, dilaporkan sedikitnya, 9 orang tewas dan 1.000 lainnya terluka. Guncangan pertama terjadi sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Hingga kemarin (15/4), terjadi sekitar 130 gempa susulan dalam skala yang lebih kecil dan bahkan lemah. Dalam hitungan detik, gempa meratakan permukiman warga dengan tanah. Jalan-jalan tidak bisa dilewati karena retak atau rusak parah. Atap Kuil Kumamoto yang sudah berusia empat abad pun roboh.
BACA JUGA: Panama Papers Makan Korban Lagi, Menteri Perindustrian Mundur
Begitu terjadi guncangan pertama, sekitar 44.000 warga langsung meninggalkan tempat tinggal mereka. Mereka berlari ke tanah lapang atau sekolah-sekolah dan gedung-gedung pertemuan untuk menyelamatkan diri. Sampai pagi, mereka bertahan di luar rumah karena tidak mau mengambil risiko. Apalagi, listrik dan aliran air bersih terputus. Maka, mau tidak mau, mereka harus mengungsi ke tempat-tempat penampungan.
”Kekuatan dan frekuensi gempa memang semakin berkurang. Tapi, gempa-gempa susulan masih akan muncul sampai sekitar sepekan ke depan,” ujar Kumamoto, salah seorang pejabat.
BACA JUGA: Turki Sesumbar Jadi Jembatan Negara Islam
Dia menyatakan bahwa gempa susulan dengan kekuatan lebih besar ketimbang yang pertama juga masih bisa terjadi. Karena itu, pasokan listrik dan air bersih mungkin masih akan terganggu sampai pekan depan.
Seorang bayi perempuan berusia delapan bulan berhasil diselamatkan. Kemarin bayi mungil tersebut dievakuasi dari balik reruntuhan rumahnya di salah satu sudut Mashiki. Terbungkus selimut, bayi yang namanya tidak disebutkan itu diangkat dari puing oleh seorang personel pemadam kebakaran. Selanjutnya, secara berantai, petugas memasukkan bayi tersebut ke ambulans dan langsung melarikannya ke rumah sakit.
BACA JUGA: HEBOH! ISIS Penggal Kepala Komandan Militernya Sendiri
Kemarin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe mengerahkan lebih dari 3.000 personel kepolisian dan pemadam kebakaran ke lokasi bencana. Meski kekuatannya tidak sedahsyat gempa bumi pada 2011, guncangan kali ini tidak kalah destruktif. Itu terjadi karena episentrumnya dangkal dan berada di darat. ”Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menyelamatkan warga yang terdampak gempa bumi,” kata Abe.
Di antara kota-kota lain, Mashiki mengalami kerusakan paling parah. Sebab, kota berpenduduk sekitar 34.000 jiwa tersebut berada paling dekat dengan episentrum. ”Saya ingin pulang ke rumah. Tapi, pasti tidak ada yang bisa kita lakukan di sana,” ucap seorang bocah lelaki yang bersama keluarganya mengungsi ke tempat penampungan. Di kota itu, permukiman warga dan beberapa apartemen rata dengan tanah. (afp/reuters/hep/c20/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejutan, Partai Berkuasa di Korea ini Kalah
Redaktur : Tim Redaksi