Semeru Mulai Bergolak

Merapi Meletus 24 Jam, Magelang Lumpuh

Jumat, 05 November 2010 – 06:16 WIB

MAGELANG - Aktivitas beberapa gunung berapi di Indonesia bergantian menunjukkan kekuatannyaBelum turun erupsi besar Gunung Merapi, lalu keluar gas beracun di Gunung Anak Krakatau Kamis (3/11), kemarin (4/11) giliran Gunung Semeru, Jatim, mulai bergolak. 

Sekitar pukul 06.15, warga yang tinggal di lereng Semeru dikejutkan dengan guguran awan panas atau wedhus gembel yang meluncur hingga 4 kilometer

BACA JUGA: Serpihan Qantas Akibatkan Kemacetan

Menurut kepala Pos Pengamatan Gunung Semeru, Suparno, wedhus gembel itu terlihat meluncur ke arah Besuk Bang, Dusun Rowobaung Desa/Kecamatan Pronojiwo
"Memang tadi pagi ada awan panas sejauh empat ribu meter dari puncak Semeru," ujarnya.

Namun, kata dia, wedhus gembel itu bukan disebabkan keluar dari kawah, melainkan dari lidah lava yang longsor

BACA JUGA: Serpihan Qantas Tersebar di Belasan Titik Pemukiman

Guguran awan panas tersebut memperlihatkan asap tebal dan pekat yang mengarah ke sisi tenggara Gunung Semeru
Gara-gara wedhus gembel tersebut, hutan yang berada di sekitar Besuk Bang tertutup abu vulkanis berwarna abu-abu.

Diakui Suparno, aktivitas Gunung Semeru ada peningkatan

BACA JUGA: Kalteng Siapkan Jalur Kereta Api 1800 Km

Bahkan, guguran awan panas itu baru kali pertama terjadi sejak 2008"Jika lava pijar dan lidah lava sudah sering dan biasaNamun, jika guguran awan panas baru sekali ini," jelas Suparno

Karena itu, pihaknya akan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung"Kami akan melaporkan situasi terakhirSoal status Semeru, pusat yang menentukanYang jelas, sampai kemarin status Semeru masih waspada atau di level dua," jelasnya.

Aktivitas lebih berbahaya kemarin terlihat di Gunung MerapiIni setelah Merapi terus-menerus meletus selama lebih dari 24 jamSuara dentuman terus terdengar, namun secara visual Merapi sama sekali tak terpantauMenurut Kepala PVMBG, Surono, Merapi tak berhenti meletus sejak Rabu (3/11) lalu"Sejak pukul 11.00 kemarin (Rabu, 3/11), hingga kini (kemarin pukul 20.00), Merapi masih terus meletusLebih dari 24 jam," kata Surono tadi malam

Suasana di sisi selatan puncak Merapi (sisi Sleman, tempat Jawa Pos memantau) kemarin memang sangat mencekamPagi kemarin, visual sempat terlihat dan terlihat awan panas yang membumbung setinggi 8 kilometerNamun, kemudian tertutup awan dan kabutVisual yang lebih jelas terlihat dari sisi Timur, dari sisi Klaten

Di sana terlihat puncak Merapi, dengan awan panas yang sangat membumbung tinggi seperti ular raksasaHujan abu dilaporkan jauh sehingga TasikmalayaKarena letusan yang terus-menerus, suasana di sisi Selatan sangat gelapSekitar pukul 14.00, suasana sudah seperti pukul 18.00Hujan cukup deras, dan ditambah kabut membuat visual Merapi sama sekali tidak terlihatYang terdengar hanya suara dentuman dan gemuruh dari arah puncak Merapi

Seismograf terus menunjukkan aktivitas yang signifikan, petugas pemantau yang berada sekitar 10 km dari puncak Merapi pun pelan-pelan mundur teraturSekitar pukul 16.30, semua petugas pemantau bahkan sudah turun hingga sejauh 20 kmKarena itu, lanjut Surono, pihaknya hanya bisa mengamati dan kemudian membentuk parimeter aman"Kami tak mau ambil risikoSejauh ini, perimeter aman masih 15 km," tuturnyaPenentuan 15 km ini dari perkiraan kemungkinan awan panas Merapi paling jauh menjangkau dalam letusan kali ini

Selain itu, meningkatnya volume air di Kali Kuning dan Kali Gendol akan akan membuat material vulkanik meluber dan tak tertampung di sungai yang adaDari pantauan Jawa Pos, Kali Kuning yang biasanya jarak antara atas dam dengan permukaan air setinggi 6 meter, kini hanya berjarak tak lebih dari dua meterSelain itu, dilaporkan pula sejumlah ikan di Kali Code sudah banyak yang mati karena belerang Merapi sudah mulai memasuki Kali Code

Meningkatnya aktivitas Merapi tersebut juga membuat satu barak pengungsian kembali dikosongkan, satu barak pengungsian diundurkan, dan satu barak pengungsian baru dibukaBarak yang dikosongkan adalah Kepuharjo, yang berjarak sekitar 8 km dari Puncak MerapiSejatinya, barak Kepuharjo ini belum pernah kena aliran awan panas atau pun bahkan hujan abuNamun, mengingat jarak aman sudah dimundurkan hingga 15 km dan meningkatnya aktivitas Merapi, barak yang berisi 1.500 pengungsi tersebut dikosongkan

Barak yang dimundurkan adalah barak pengungsi GlagaharjoSementara barak baru yang ditempati adalah Barak Pengungsi di Gedung kampus UII (Universitas Islam Indonesia), yang berjarak sekitar 20 km dari puncak MerapiSementara itu, barak pengungsian desa Wukirsari kemarin menjadi sangat overloadBarak dengan daya tamping 2.000 orang tersebut kemarin disesaki hingga sekitar 5.200-an pengungsi"Kondisinya memang sangat darurat," kata koordinator relawan Satgana-Cakra PMI, Suranto

Hanya, Surono tetap juga belum bisa memprediksi tren letusan Merapi 2010 kali ini"Terlalu banyak variabel yang belum bisa kami hitungBagaimana energy potensialnya, sejauh apa kekuatan vulkanik yang terjadi di Merapi saat iniNamun, saya memastikan, energinya cukup berkuran karena letusan yang terus menerus lebih dari sehari ini," tuturnyaYang jelas, Surono mengatakn dirinya belum bisa memperkirakan apakah letusan kemarin ini merupakan puncaknya, atau justru malah menuju puncak"Segala kemungkinan masih bisa terjadi," imbuhnya

Selain ketinggian asap diperkirakan mencapai  4 kilometer, hujan abu terus mengarah ke Kabupaten Magelang"Paling parah memang di kabupaten MagelangHingga sore ini masih terjadi," katanyaHujan yang mengguyur kawasan Magelang sepanjang hari kemarin membuat arus sungai yang berhulu di Gunung Merapi terjadi banjir lahar dinginSeperti di Kali Blongkeng, Krasak, Bebeng di Kabupaten Magelang

"Arus airnya besar dan deras dengan warna kecokelatan, kelihatannya bercampur dengan lumpur dan abu," kata warga Dusun Nglampung, Desa Pucanganom, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Ahmad MuslimBanjir lahar dingin terbesar terjadi di Sungai Putih, yang melewati Kecamatan Dukun, Salam hingga Ngluwar Kabupaten MagelangSejak Kamis pagi, aliran sungai musiman ini berupa lumpur berwarna abu-abu dengan kekuatan aliran yang relatif derasSelain membawa lumpur, aliran sungai juga membawa sampah kayu dan daun.

Hujan abu yang terjadi di Kabupaten dan Kota Magelang dua hari ini membuat seluruh pelosok wilayah itu tertutupi lumpurAkibatnya, aktivitas warga nyaris lumpuh lantaran banyak yang memilih tinggal di rumahHampir tidak ada aktivitas di tempat-tempat umumPertokoan di jalan Jogja-Magelang, jalan Pemuda Muntilan dan Jalan Pemuda Kota Magelang tampak tutup

Bahkan, pasar Muntilan pun tampak sepi, hanya sejumlah kios yang buka di pagi hariNamun, menjelang siang mereka memilih menutup kiosnya"Semua toko tutup, saya mau membeli makan saja susah mencari warung makan yang buka," kata Hendri, warga Semarang yang bekerja di wilayah Muntilan, Kabupaten Magelang(ano/ram/vie/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batam Dikejutkan Serpihan Mesin Qantas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler