Semester Kedua, Penjualan Keramik Lebih Perkasa

Selasa, 24 Januari 2017 – 13:25 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Madura/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Produsen keramik PT Platinum Ceramics Industry menargetkan penjualan bisa terdongkrak naik di angka 15 persen pada 2017.

Kenaikan permintaan tersebut terutama baru terasa di semester kedua.

BACA JUGA: 2017, Jiwasraya Targetkan Raih Premi Rp 20,5 Triliun

Director Sales & Distribution PT Platinum Ceramics Industry Welly Sentosa menyatakan, penjualan keramik di semester pertama tahun ini mungkin masih tidak mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

”Biasanya di semester kedua, mulai ada kenaikan. Apalagi, keramik berbeda dengan semen maupun baja yang digunakan sejak awal pembangunan. Keramik baru digunakan saat bangunan mulai masuk tahap akhir,” ujarnya, Senin (23/1).

BACA JUGA: Tarif Listrik EBT Beda Tiap Daerah

Pihaknya akan lebih berfokus terhadap penjualan keramik di segmen atas atau premium.

Pada Agustus 2016 Platinum Ceramics meluncurkan produk keramik di segmen tersebut dengan brand Titanium Lamina Granite.

BACA JUGA: Indonesia Siapkan Observasi dan Antisipasi Kebijakan AS

”Setidaknya produk itu dapat mendongkrak branding Platinum Ceramics,” tambah Welly.

Selain itu, produk tersebut cukup membantu untuk bersaing dengan produk impor asal Tiongkok dengan berkompetisi di kualitas dan segmen yang belum digarap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Inovasi motif diperlukan untuk berkompetisi dengan produk dari Tiongkok. Selama ini, penjualan Platinum Ceramics tidak hanya menyasar pasar lokal, tapi juga ekspor.

Kontribusi pasar ekspor perseroan mencapai 98 persen.

Sisanya dua persen digunakan untuk memasok pasar ekspor di negara ASEAN seperti Filipina maupun Brunei.

Sayang, kondisi penjualan ekspor juga tidak cerah.

”Kondisinya sama saja dengan domestik karena serbuan produk Tiongkok tidak hanya marak di Indonesia, tetapi juga di negara ASEAN,” kata Welly.

Sementara itu, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memprediksi, permintaan keramik tahun ini masih tetap stagnan dibanding tahun lalu.

Pada 2016 pasar keramik di Indonesia mengalami penurunan 15 persen.

Di sisi lain, produksi keramik dan granit domestik anjlok 30–40 persen.

Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Hendrata Atmoko menyatakan, anjloknya produksi keramik dan granit di dalam negeri disebabkan maraknya produk granit impor yang masuk ke Indonesia. (vir/c21/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Langsung Sosialisasikan Rupiah Baru di Daerah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Keramik  

Terpopuler