Seminar LTN PBNU: Keselamatan Manusia Ada di Kedua Tangan

Kamis, 06 April 2023 – 22:43 WIB
Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU KH Zubaedi Raqib dalam seminar literasi digital bertema ‘Produktif di Media Sosial’ di SMK Tiara Bangsa, Tambun, Kabupaten Bekasi, Kamis (6/4). Foto: dokumentasi LTN PBNU

jpnn.com - BEKASI - Lembaga Ta'lif wa Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) menggelar seminar literasi digital dengan tema Produktif di Media Sosial, di SMK Tiara Bangsa, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (6/4) sore.

Kegiatan ini bersejarah lantaran untuk pertama kalinya LTN PBNU menggelar seminar literasi digital di Bekasi.

BACA JUGA: Jokowi Terima Ketum PBNU di Istana, Ada Kesepatan soal Agenda Besar Mendatang

Ketua LTN PBNU Ishaq Zubaidi Raqib mengatakan SMK Tiara Bangsa merupakan sekolah pertama yang mendapat program literasi digital atas kerja sama LTN PBNU dengan Indihome, PT Telkom Indonesia, dan Majelis Taklim Telkom Grup (MTTG).

Seminar ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mengamalkan firman Allah dalam Surah Ibrahim Ayat 4. 'Tidak akan diutus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaumnya'.

BACA JUGA: Ketua PBNU Kiai Robikin jadi Penguji pada UKK Bacaleg PKB

“Saya sengaja menyitir ayat khusus masalah bahasa. Rasul itu diutus, memahami dan menguasai bahasa kaum itu. Bahasa saat ini adalah bahasa teknologi, informasi, dan digital. Tidak ada di antara kita saat ini yang tidak memiliki kedekatan dengan alat-alat teknologi komunikasi,” kata Edi -saaan Ketua LTN PBNU.

Menurutnya, setiap orang yang memiliki telepon seluler wajib mempelajari bahasa teknologi agar mudah menerima pesan.

BACA JUGA: PBNU Gelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban, Bahas Urgensi Piagam PBB dalam Islam

Melalui seminar ini, LTN PBNU mengajak para siswa SMK Tiara Bangsa Bekasi mempelajari bahasa yang pantas dan sopan sehingga bisa produktif dalam berselancar di media sosial.

Edi mengingatkan bahwa teknologi merupakan perangkat buatan manusia. Karena itu, setiap orang harus bisa menaklukan teknologi itu.

Dia menyebut teknologi bak pisau bermata dua.

"Harus pintar memanfaatkannya. Jangan sampai teknologi yang buatan manusia itu justru mendatangkan dampak buruk. Seperti pisau bermata dua, kalau tidak pintar menguasainya akan negatif. Namun, kalau pintar menggunakannya akan menjadi manfaat besar," tutur Edi.

Sementara itu, Pj Ketua PCNU Kabupaten Bekasi KH Atok Romli Musthofa menjelaskan sebuah kaidah yang familiar bagi kalangan pesantren, yaitu salamatul insan fi hifdzil lisan (keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya).

Namun, di era kemajuan teknologi informasi ini kaidah itu berubah menjadi salamatul insan fi yadaini (keselamatan manusia ada dalam kedua tangannya).

"Di dua tangan inilah manusia akan selamat. Orang banyak 'bermedsos' ngawur, salah 'bermedsos' masuk penjara, awalnya iseng-iseng nge-share dikira enggak berdampak, tahu-tahu masuk penjara. Setelah masuk, menangis di penjara. Begitu. Itu karena tidak tahu," kata Kiai Atok.

Menurut Kiai Atok, media sosial saat ini sudah banyak memiliki manfaat. Misalnya, Tiktok sudah banyak diisi dengam pengajian, meski di sisi lain masih ada konten yang mengajak bermaksiat.

"Ada yang baik dan buruk. Medsos ini sesungguhnya penting untuk memperbaiki masyarakat," katanya.

Pada seminar itu hadir Kepala SMK Tiara Bangsa H Jamaludin dan tiga narasumber yakni Pemimpin Redaksi JPNN.com Antoni, Komunikator Pemasaran Telkom Indihome Afifudin, dan Pegiat Media Sosial M Farobi Afandi. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler