jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) TB Massa Jafar mengatakan, Presiden Joko Widodo semestinya menunjukkan sikap yang lebih agresif dalam membela Palestina. Dengan demikian, publik juga melihat mantan gubernur DKI itu memang sepenuh hati dalam memperjuangkan rakyat Palestina yang kini dalam pendudukan Israel.
Jafar mengatakan, sikap galak presiden yang beken disapa Jokowi itu dalam menentang penjajahan Israel atas Palestina akan berefek pada elektabilitasnya. Sayangnya, Jokowi justru tak hadir pada Aksi Bela Palestina di kawasan Monas, Minggu lalu (17/12).
BACA JUGA: Ikut Aksi Bela Palestina Bukti Anies Setia pada Pemilihnya
"Presiden Jokowi sebaiknya tak lagi menarik jarak. Misalnya pada Aksi Bela Palestina yang digelar di Monas kemarin, presiden harusnya hadir," ujar Jafar kepada JPNN, Rabu (20/12).
Direktur Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pascasarjana Unas itu menambahkan, tak ada risiko politik bagi Jokowi andai ikut Aksi Bela Palestina. Sebab, isunya adalah tentang kemanusiaan yang universal.
BACA JUGA: Kunjungi Papua Lagi, Presiden Jokowi akan Menginap di Nabire
"Malah seharusnya presiden yang menjadi tokoh utama dalam aksi kemarin," ucapnya.
Meski demikian Jafar menilai langkah-langkah Presiden Jokowi dalam menanggapi isu Palestina sudah cukup baik. Bahkan, Jokowi secara terbuka mengajak negara-negara lain melakukan hal yang sama. Hanya saja langkah tersebut perlu diikuti terobosan lain.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Paling Diuntungkan Dengan Isu Ini
"Kalau bisa, Presiden Jokowi mengevaluasi kekeliruan apa yang telah dilakukan, yang dianggap berseberangan dengan kelompok Islam selama ini," pungkas Koordinator Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pasca sarjana Universitas Nasional ini.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Pencabutan Mandat AS Sebagai Penengah Perdamaian
Redaktur & Reporter : Ken Girsang