Semoga Rombongan Raja Salman Kunjungi Desa Penglipuran

Jumat, 10 Maret 2017 – 20:42 WIB
Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali. Foto: dokumen Jawa Pos Radar Bali

jpnn.com, BANGLI - Satu lagi destinasi wisata di Bali yang layak dikunjungi rombongan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan rombongannya yang tengah berlibur di Pulau Dewata. Ada sensasi berbeda yang ditawarkan desa wisata di Bali.

Namanya Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali. Pada 2016 silam, Desa Penglipuran masuk ke dalam kelompok desa-desa terbaik dunia, sejajar dengan Desa Giethoorn di Belanda serta Mawlynnong di India.

BACA JUGA: Wonderful Indonesia, Labuan Bajo Semakin Sadar Wisata

Pengakuan dunia ini diulas dalam situ boombastis.com. Dari mulai kebersihan hingga keharmonisan masyarakatnya, Penglipuran dianggap sangat fantastis. Budaya dan hubungan kekerabatan, kekeluargaan, antar-anggota masyarakat di desa itu fantastis, khas Indonesia yang hidup rukun, damai, saling hormat dan penuh toleransi.

“Soal desa wisata, Desa Penglipuran, Bali, tempatnya. Ini sudah diakui dunia sebagai desa wisata terbaik dunia," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jumat (10/3).

BACA JUGA: Raja Salman Nyaman di Bali, Ini Prediksi Gede Pasek

Kesederhanaan dalam kebersamaan ini memang menjadi daya tarik yang layak dieksplorasi. Pertamanan dan gerbangnya seragam. Arsitektur Bali terlihat jelas di semua sudut desa yang juga pernah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia itu.

“Sangat unik. Kehidupan masyarakat, pola komunikasi, mempertahankan tradisi dan budaya lokal, termasuk dalam urusan sosial, komitmen untuk kebersihan bersama, keamanan dan kenyamanan bersama sangat kental dengan nuansa Bali. Atmosfer inilah yang membuat turis betah tinggal di homestay yang disewakan warga masyarakat," tuturnya.

BACA JUGA: Kunker Istimewa Komisi III ke Pulau Dewata

Menteri asal Banyuwangi itu memang tak asal bicara. Suasana asri menyambut siapa pun yang berkunjung ke Desa Penglipuran.

Rapinya desa ini sudah terlihat sejak di pintu masuk begitu melewati Candi Bentar, pintu gerbang kawasan atau perkampungan khas Bali. Tanaman perindang di kanan kiri jalan tertata rapi.

Suasanyanya hijau dan asri. Udara sejuk berkisar 20 derajat celcius, juga ikut membungkus desa yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut itu.

Kondisi lebih tertata terlihat setelah masuk kawasan pemukiman desa. Ada tempat parkir dengan paving, wantilan atau aula pertemuan terbuka tanpa dinding, hingga taman-taman di depan rumah.

Tempat sampah tidak hanya untuk dua jenis, tapi sampai lima jenis. Ada yang untuk sampah organik, anorganik, plastik, sampah lain, hingga bahan berbahaya yang berada di salah satu pojokan halaman.

Uniknya, kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil tidak boleh masuk jalan utama di tengah desa. Mereka harus memutar di jalan raya yang mengelilingi desa tersebut.

Karena itulah desa ini juga terjaga dari polusi suara ataupun udara kendaraan bermotor. Agen-agen pariwisata di Bali pun terbius dengan sejumlah pesona tadi.

Mereka pun kerap menjadikan kunjungan ke Desa Penglipuran sebagai bagian dari paket perjalanan. Lokasinya pun tak jauh dari kawasan wisata lain yang lebih populer yaitu Gunung dan Danau Batur di Kintamani, Bangli.

“Banyak spot keren yang bisa jadi latar belakang foto-foto. Bagus sebagai kenang-kenangan dan bukti bahwa kita sudah pernah jalan-jalan ke salah satu desa paling bersih di dunia,” timpal I Nengah Moneng, ketua pengelola Desa Wisata Penglipuran.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren! Bus-Bus Wonderful Indonesia Blusukan di Berlin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler