Sempat Berhubungan Intim sebelum Dihabisi

Senin, 04 Juli 2016 – 17:53 WIB
Ilustrasi pixabay

jpnn.com - JAKARTA – Aparat kepolisian hanya butuh waktu tiga hari untuk mengungkap kasus pembunuhan terhadap warga Pulungkencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tuba Barat, Jeni Nurjanah (25), yang ditemukan tewas di Apartemen Bellezza, Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (30/6).

Ternyata, orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan itu adalah kekasih gelap korban, Ferdianto (23). Pria ini sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di Apartemen Bellezza. Dia sudah sekitar setahun terakhir bekerja di sana. 

BACA JUGA: Awas, Semarang Bakal Kebanjiran saat Lebaran

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, tersangka ditangkap Sabtu (2/7) malam di rumah ibunya di kawasan Tasikmalaya. ’’Dia tak melawan saat kami bekuk,” katanya di gedung Polrestro Jakarta Selatan kemarin (3/7).

Ade –sapaan akrab Tubagus Ade Hidayat– menambahkan, dengan kewenangan yang dimilikinya, Ferdi mampu masuk kamar di lantai 23 apartemen tersebut. Di sanalah mereka berdua kerap berhubungan intim, sebagaimana pengakuan tersangka. ’’Dia keamanan di situ. Makanya dia punya akses untuk masuk ke dalam kamar. Padahal, keduanya sama-sama punya istri dan suami,” terang Ade.

BACA JUGA: Berani Banget Curi Sepeda, Jual di Medsos

Ditambahkannya, tersangka dan korban telah menjalin hubungan khusus selama satu tahun. Namun pada 3 Juni 2016 lalu, korban dan tersangka bertemu. Ketika itu, tersangka turun piket dan bertemu korban di tangga apartemen di lantai 30 sekitar pukul 10.00 WIB.

Di situ terjadi cekcok, lantaran tersangka sakit hati terhadap korban. Korban dianggap telah menghina istri tersangka sebanyak dua kali karena menyebutnya cacat. Menurut tersangka, korban juga mengatakan karena kondisi fisik istrinya itulah, tersangka akhirnya mau berselingkuh dengan korban. Mendengar ucapan ini, tersangka langsung naik pitam.

BACA JUGA: Berapa Sih Napi yang Terima Revisi? Oh Ternyata Segini

’’Korban langsung dicekik tersangka di tangga hingga tewas. Setelah itu, korban dibawa ke lantai 23 dan dimasukkan kamar kosong yang merupakan lokasi penemuan jasad,” paparnya.

Tersangka bisa masuk kamar apartemen lantaran memiliki akses pintu belakang. Di kamar itu, korban kembali diikat tersangka menggunakan gorden untuk memastikan benar-benar meninggal. Tersangka lalu mencari kain plastik hitam guna membungkus jasad korban dan meletakkannya di bawah wastafel.

Usai meletakan korban di lokasi, tersangka meninggalkan apartemen. Pada 5 Juni, korban baru dinyatakan hilang oleh majikan dan keluarganya. Baru pada 29 Juni korban ditemukan oleh salah satu pembantu di apartemen itu. Mayat kali pertama ditemukan oleh Isroji, yang merupakan pembantu di salah satu unit apartemen tersebut. Ketika hendak membuka pintu toilet, dirinya mencium bau busuk. Seketika ia langsung mencari sumber aroma tak sedap tersebut.

Alangkah kagetnya dia ketika mengetahui bau itu berasal dari dalam kamar mandi. Di dalamnya ditemukan sesosok mayat perempuan. Sempat muncul dugaan Jeni dimutilasi karena ada plastik hitam tak jauh dari jenazahnya yang terlihat tidak utuh lagi. Saat ditemukan, jasad korban sudah dalam keadaan rusak karena 26 hari diendapkan di lokasi.

Polisi pun bergerak cepat. Dalam waktu tiga hari, tepatnya pada 2 Juli, tersangka diamankan di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat, di kediaman ibunya. 

Kasatreskrim Polrestro Jakarta Selatan AKBP Eko Hadi menambahkan, selain berlatar sakit hati, Ferdiantomenghabisi nyawa Jeni Nurjanah karena merasa dibohongi. Karena saat menjalin hubungan selama setahun, korban mengaku belum menikah.

Eko menjelaskan, saat bertemu di tangga darurat lantai 30 Apartemen Bellezza, tersangka dan korban sempat berhubungan intim. ’’Saat itulah tersangka melihat di perut korban ada bekas operasi caesar. Artinya, korban sudah menikah dan pernah melahirkan,” kata dia.

Usai memuaskan nafsu berahinya, tersangka langsung mencekik korban hingga tewas. ’’Memang korban juga sempat menghina tersangka karena istrinya cacat sehingga akhirnya selingkuh dengan korban. Ini juga memicu amarah tersangka,” papar Eko.

Diterangkan, awalnya polisi kesulitan melacak identitas korban karena saat ditemukan jasadnya sudah sulit dikenali. Namun akhirnya perlahan aparat mampu mengungkap setelah dilakukan profiling pada jasad korban dengan barang-barang milik Jeni, salah satunya cincin perak di jari manis tangan kiri korban. “Dari foto Jeni di Facebook kami semakin yakin kemiripannya dengan jasad tersebut,” lanjut Eko.

Selain itu, terdapat kemiripan lainnya yakni baju kuning yang menempel pada jenazah, sama dengan baju kuning milik korban. Polisi juga menemukan sepasang sandal wanita.

Menurutnya, pengungkapan identitas korban adalah hal terpenting dan paling utama dalam mengungkap kasus itu. Setelah diketahui, barulah polisi dapat melakukan profiling korban mulai dari siapa keluarga, orang terdekat, dan teman korban.

Kini tersangka harus mendekam di balik jeruji besi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman penjara 15 tahun.

Diberitakan sebelumnya, kematian Jeni menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Terlebih korban berencana pulang ke kampung halamannya di Pulungkencana, Tuba Tengah. 

Menurut Marsidah (45), ibu Jeni, sebelum dikabarkan hilang dari rumah majikannya, anaknya tersebut sempat menghubunginya, pada 2 Juni silam. ’’Dia (Jeni, Red) bilang mau pulang. Dia sudah rindu dengan anak-anaknya,” kata Marsidah ditemui di kediamannya Jumat (1/7) lalu. 

Namun, Jeni meminta rencana kepulangannya dirahasiakan agar menjadi kejutan. Jeni juga sempat menghubungi suami dan anaknya. Saat itu Sumanto (31), suami Jeni, meminta agar istrinya pulang. Sebab, sang anak sering menangis lantaran rindu dengan ibunya yang telah setahun ke Jakarta.     

’’Waktu itu Jeni bilang ya. Tetapi, dia belum tahu kapan pulangnya. Dia juga bilang kerja sama orang Korea di apartemen lantai 30,” sebut Marsidah. 

Dari sana, pihak keluarga tidak lagi mendengar kabar Jeni. ’’Malah bosnya telepon dan menanyakan apakah Jeni sudah pulang ke Lampung, karena dia sudah tidak lagi kerja di rumahnya,” uja dia. Bahkan, suami Jeni sempat ke Jakarta untuk mencarinya. Namun hasilnya nihil. 

Keluarga mendapat informasi tewasnya Jeni, Kamis (30/6). Saat itu kerabat memberi tahu ada berita tewasnya seseorang bernama Jeni, warga Pulungkencana. (jpg/p5/c1/fik/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PNS Tambah Libur, Kenaikan Pangkat Ditunda, Gaji Diturunkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler