Sempat Gagal Dua Kali, Siswa Cahaya Rancamaya Sumbang Medali di OPSI 2022

Selasa, 29 November 2022 – 15:13 WIB
Sempat gagal dua kali, siswa Cahaya Rancamaya berhasil menyumbang medali di OPSI 2022. Foto dok. Cahaya Rancamaya

jpnn.com, JAKARTA - Sempat gagal dua kali, Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School berhasil menorehkan prestasi pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2022.

Pencapaian tersebut merupakan prestasi luar biasa, mengingat perjuangan panjang yang sudah dilalui dan dua kali menelan kegagalan.

BACA JUGA: Para Siswa Cahaya Rancamaya Harumkan Nama Jabar di OSN 2022

“Alhamdulillah tahun ini terbayarkan semuanya," kata Susanto, guru pembimbing penelitian jenjang SMA, dalam keterangannya kepada media, Selasa (29/11).

Dijelaskannya persaingan di ajang tersebut sangat sulit. Namun, suasana penuh ketegangan berakhir gembira setelah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan para juara OPSI 2022 melalui kanal Youtube PUSPRESNAS (Pusat Prestasi Nasional) pada 25 November.

BACA JUGA: 4 Siswa Cahaya Rancamaya Raih Medali Kompetisi Sains Madrasah 2021, Keren!

Dari kegiatan OPSI 2022 Sekolah Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School kembali berhasil mengukir prestasi gemilang di ajang OPSI tahun 2022 yang diselenggarakan Kemendikbudristek melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI).

Sekolah Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School berhasil meraih 2 medali sekaligus di ajang OPSI 2022. Satu medali perunggu yang berhasil dipersembahkan tim SMP melalui perwakilannya Ananda Satria Ali Hanafi dan Aufa Alif Al Aris (siswa kelas 9) melalui penelitian bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan.

BACA JUGA: Lagi, Siswa Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School Berprestasi Level Internasional

Satu medali perak untuk jenjang SMA melalui perwakilannya M. Yhandra Adityo dan Danish Rafi Akmadira (siswa kelas 12) lewat penelitian bidang Fisika Terapan dan Rekayasa.

M. Yhandra Adityo mengaku sempat pesimistis akan meraih medali, apalagi setelah sesi persentasi, mereka sempat kehabisan ide saat menjawab pertanyaan dari para dewan juri yang merupakan pakar dan profesor.

"Namun, setelah pengumuman dan muncul nama kami, alhamdulillah sangat senang dan bahagia sekali, bahkan sempat lost control ekspresi saat mendengar nama kami diumumkan," ujarnya.

Hal yang sama dirasakan perwakilan tim SMP. Mereka sangat senang ketika berhasil meraih medali di ajang OPSI tahun ini.

Aufa mengaku tidak menyangka bisa meraih medali, mengingat di awal-awal penelitian belum begitu maksimal, bahkan sempat mengalami kendala juga saat eksperimennya.

"Saat melakukan uji coba bahan eksperimen sempat meledak meskipun kecil karena terlalu panas, tetapi alhamdulillah dipercobaan berikutnya bisa berhasil," kata Aufa.

Adapun untuk fokus penelitian dari tim SMP Cahaya Rancamaya tentang pemanfaatan ban bekas untuk bahan tinta printer. Memang terlihat sebuah penelitian sederhana, tetapi ternyata pada proses penelitian beberapa kendala pun muncul. 

Awalnya, kata Steviana Amalia Ratih selaku guru pembimbing Project Team SMP, mereka sangat yakin dan menyenangkan. 

Namun, saat pengolahan justru kami bingung bagaimana memotong ban menjadi ukuran yang lebih kecil. 

"Kami sudah mencoba pakai gunting, pisau dapur yang besar, sampai pakai gergaji besi cuma sanggup motong sedikit.Akhirnya putar otak pakai ban dalam dan ternyata eksperimen tetap berhasil sesuai rencana awal," tambahnya. 

Banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti siswa jadi beberapa kali pulang sore, latihan via zoom meeting di malam hari saat belajar mandiri.

Semua kerja keras itu akhirnya terbayarkan dengan hasil yang didapatkan berupa medali perunggu dari ajang perlombaan tingkat nasional ini. 

Sementara itu, Direktur Pendidikan Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School Ari Rosandi, meyakini bahwa kegiatan OPSI sangat sejalan dengan penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang saat ini diterapkan Kemendikbudristek.

Sesuai karakteristik yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajaran berbasis proyek dimanfaatkan untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuannya. 

Dia menambahkan bahwa pembelajaran berbasis proyek menjadi bekal para siswa untuk dapat mengoptimalkan kemampuan mereka dalam berpikir kritis (critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), serta kreativitas (creativity) sebagai keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler