jpnn.com, JAKARTA - Di era digital peluang untuk mendapatkan penghasilan tidak lagi terbatas pada pekerjaan konvensional. Salah satu model bisnis yang makin diminati adalah program afiliasi, di mana seseorang dapat memperoleh komisi dengan mempromosikan produk atau layanan dari pihak lain.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Populix pada Juni 2024, 67% responden di Indonesia melihat program afiliasi sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan.
BACA JUGA: Heru Widodo Minta Polri Jamin Hak-Hak Korban Afiliator Binomo
Hal ini tidak lepas dari kemudahan yang ditawarkan platform seperti TikTok Shop Tokopedia, termasuk fitur siaran langsung yang memungkinkan interaksi langsung dengan audiens.
Perkembangan e-commerce, seperti TikTok Shop Tokopedia, makin memperkuat potensi bisnis ini, memungkinkan banyak orang, termasuk pasangan Siswanto dan Sinada atau yang dikenal sebagai Ma’e Arik, untuk meraih kesuksesan.
BACA JUGA: Bantah Jadi BA dan Afiliator, DJ Una Justru Mengaku Korban DNA Pro
“Awalnya saya hanya scroll-scroll di TikTok. Saat itu, saya melihat beberapa kreator menjual kopi yang sedang naik daun. Dari situ, saya tertarik untuk bergabung sebagai afiliasi,” kata Ma’e Arik dalam keterangannya, Kamis (20/2).
Kisah Ma’e Arik adalah bukti nyata bagaimana program afiliasi dapat mengubah hidup seseorang.
BACA JUGA: Penampakan Aset Mewah Milik Afiliator Judi Online di Pekanbaru, Buset
Pasangan lulusan Madrasah Tsanawiyah (MTS) ini awalnya bekerja sebagai supir dan petani sebelum memutuskan merantau ke Jakarta pada 2019.
Mereka sempat menjaga warung Madura milik saudara Siswanto di Jakarta Pusat. Namun, usaha mereka membuka warung sendiri pada 2021 menemui tantangan, termasuk kehabisan stok barang dan kesulitan finansial.
Dia mencoba mendaftarkan tiga akun dengan nama berbeda, tetapi hanya akun atas nama suaminya, Siswanto140688, yang berhasil diterima.
Meski komisi awalnya hanya sekitar Rp100.000 per minggu, Ma’e Arik terus berusaha meningkatkan penjualan.
“Saya bukan penjual langsung, melainkan affiliator. Saya hanya memasarkan produk dari seller,” jelasnya.
Usaha keras Ma’e Arik membuahkan hasil. Pada kampanye 8.8 di tahun 2021, dia melakukan siaran langsung hingga 16 jam per hari selama tiga hari berturut-turut. Hasilnya, lebih dari 3.000 pesanan berhasil terjual.
Keberhasilan ini menarik perhatian TikTok, yang kemudian memberikan dukungan melalui Creator Manager (CM) untuk mengembangkan akunnya.
“Waktu pertama kali live, penonton hanya sekitar 5-15 orang. Namun sekarang, penonton bisa mencapai 6.400 orang. Saya selalu percaya bahwa rezeki sudah ada yang mengatur,” ujar Ma’e Arik.
Pada 2023, akun Ma’e Arik berkembang menjadi Top Creator. Di tahun berikutnya, mereka masuk dalam jajaran Top 5 Creator Affiliate Shop di TikTok Shop Tokopedia.
Pencapaian ini makin gemilang saat mereka berhasil menjual 40 ribu pesanan dalam sesi siaran langsung 24 jam selama kampanye Guncang 12.12 pada 2024.
Keberhasilan Ma’e Arik tidak hanya membawa mereka ke puncak kesuksesan finansial, tetapi juga mengantarkan mereka ke panggung penghargaan bergengsi.
Pada tahun 2024, akun mereka masuk dalam nominasi TikTok Awards untuk kategori Shop Tokopedia Creator.
Selain itu, mereka juga meraih Top Creator Beli Lokal Awards dalam acara TikTok Shop Tokopedia Summit, sebagai kreator yang berkontribusi dalam mendukung UMKM lokal Indonesia.
Kisah Ma’e Arik membuktikan bahwa program afiliasi bukan sekadar peluang bisnis, tetapi juga jembatan bagi banyak orang untuk mencapai kemandirian ekonomi di era digital. Dengan tekad dan kerja keras, siapa pun dapat memanfaatkan peluang ini untuk meraih kesuksesan. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad