Sempat Kontak Tembak, TNI Terus Kejar KST Penyerang Pos Koramil

Rabu, 08 September 2021 – 19:07 WIB
Tim gabungan TNI AD berpatroli di perkampungan di Distrik Aifat Timur, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Rabu, untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat sipil. ANTARA/Hans A Kapisa

jpnn.com, MANOKWARI - Tim gabungan TNI sempat kontak tembak dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) yang menyerang Pos Koramil Kisor Kodim 1809/Maybrat, di Desa Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat. 

Kontak tembak itu terjadi pada 5 September lalu di perkampungan wilayah Distrik Aifat Timur. 

BACA JUGA: Mayjen TNI I Nyoman Perintahkan Tangkap KST dalam Keadaan Apa pun

Setelah sempat terjadi kontak tembak, KST kabur ke hutan. 

"Saat tim melakukan penyisiran, didapati sejumlah anggota KST yang merusak fasilitas jembatan penyeberangan di wilayah Aifat Timur. Sempat terjadi kontak tembak namun kelompok itu kabur ke hutan lebih cepat," kata Kepala Penerangan Kodam XVIII/Kasuari Kolonel Artileri Medan Hendra Pasireron dalam siaran pers diterima Rabu (8/9). 

BACA JUGA: 4 Anggota TNI AD Gugur, Gubernur Mandacan: Perbuatan Pelaku sangat Tidak Manusiawi 

Dia menambahkan tim gabungan TNI masih mengejar KST yang menyerang Pos Koramil Kisor Kodim 1809/Maybrat tersebut. 

Menurut dia, saat ini tim gabungan sudah menduduki sejumlah perkampungan warga yang sempat menjadi lokasi teror kelompok itu.

BACA JUGA: 1 Anggota TNI AD Asal Sintang Gugur di Papua Barat, Brigjen Ronny Berbelasungkawa

"Secara umum situasi Kabupaten Maybrat kondusif, tim gabungan sudah berada di sejumlah kampung untuk menjamin keamanan masyarakat," jelasnya. 

Dia meminta masyarakat sipil di perkampungan Aifat Selatan dan Aifat Timur agar tidak panik karena sasaran penyisiran tim gabungan adalah KST yang melakukan penyerangan pos TNI AD di Kampung Kisor.

"Kami sudah imbau kepada masyarakat agar kembali ke kampung melaksanakan aktivitas seperti biasa, karena identitas para pelaku sudah kami kantongi. Kami tidak akan salah sasaran atau mengancam masyarakat yang tak tahu apa-apa," ujar dia.

Berdasar laporan warga, kata dia, KST lebih dulu meneror dan mengintimidasi masyarakat sipil agar tidak kembali ke perkampungan.

"Kami terima laporan masyarakat bahwa mereka ketakutan bukan karena kehadiran aparat NKRI, tetapi karena diancam akan dibunuh KST apabila kembali ke perkampungan," kata dia.  (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler