Sempat Menguat, IHSG Tiba-tiba Ambruk

Sabtu, 30 Juli 2016 – 13:37 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan sempat menunjukkan penguatan sepanjang perdagangan Jumat (29/7) kemarin. Namun, hal itu tak bertahan hingga penutupan.

Beberapa menit menjelang penutupan, indeks mendadak ambruk. Indeks tergerus 83,219 poin ke level 5.215,994. Indeks LQ45 juga amblas 20,87 poin (2,28 persen) ke level 892,84.

BACA JUGA: HCML dan PHE WMO Raih Penghargaan BLH

Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menciptakan kekagetan pelaku pasar karena menyentuh batas bawah (auto reject) dan ditutup turun 9,7 persen ke level Rp 3.630 per saham.

Nilai kapitalisasi pasar HMSP langsung anjlok menjadi Rp 422 triliun. Alhasil, predikat market cap tertinggi disalip saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 426 triliun.

BACA JUGA: SKK Migas Bentuk Tiga Cluster Perizinan

Saham TLKM ikut turun pada penutupan perdagangan kemarin. Penguasa industri telekomunikasi di Indonesia tersebut ditutup turun 110 poin ke level Rp 4.230 per saham. Saham Unilever (UNVR) juga tergerus 5,8 persen ke level Rp 45.050 per saham.

Sampai menjelang penutupan, investor asing masih dalam posisi beli. Pembelian bersih investor asing tercatat Rp 1,584 triliun sehingga secara kumulatif sejak awal tahun berjumlah Rp 24,877 triliun.

BACA JUGA: SIMAK Nih, Pesan Gubernur Saat Pameran “Welcome to Landak...

Sepanjang pekan ini, IHSG secara kumulatif naik 0,36 persen. Indeks LQ45 turun 0,20 persen. Investor asing sepanjang pekan ini membukukan beli bersih Rp 3,226 triliun.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai, belum terlihat adanya keanehan pada pergerakan saham akhir pekan kemarin. ’’Tidak ada berita aneh atau isu signifikan yang bisa membuat orang kemudian melakukan aksi jual masif dan banyak secara mendadak,’’ ujarnya.

Reza mengakui, banyak investor yang melakukan aksi ambil untung saat IHSG terus menanjak. Namun, rencana tersebut tertunda karena melihat masih ada peluang kenaikan indeks sebagai efek pengumuman kabinet baru dan realisasi kinerja emiten dari laporan keuangan semester pertama.

Ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menyebut inflasi tahunan diprediksi tetap terkendali dan terdapat kemungkinan lebih rendah menjadi 3,4 persen. ’’Ada tambahan risiko inflasi tahun ini karena rencana penyesuaian tarif listrik 900VA kemungkinan diajukan lagi,’’ tambahnya. (gen/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Untuk Sri Mulyani, OSO Tak Peduli Kepentingan AS dan Tiongkok, Yang Penting...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler