jpnn.com - JAKARTA - Senator atau Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Anang Prihantoro menyampaikan keprihatinan terhadap nasib para petani di Indonesia. Pasalnya, dia menganggap para petani masih kurang dihargai oleh negara.
Keprihatinan Anang ini makin mendalam tatkala komunitas petani kerap mendapat label atau selalu identik dengan kelompok yang miskin dan bodoh. Hal ini secara sosial membebani para petani maupun pegiat di bidang pertanian. Bahkan, Anang mensinyalir bahwa banyak anak muda sekarang ini mulai meninggalkan kegiatan di sektor pertanian.
BACA JUGA: YLKI Tolak Miras Beredar Lagi di Mini Market, Lho Kenapa?
Meski begitu, Anang masih optimistis karena ternyata masih ada anak muda yang usianya berkisar antara 20-30 tahun di Lampung, tetap memilih untuk menekuni kegiatan di sektor pertanian.
“Saya anggap mereka adalah petani generasi baru karena mereka itu kreatif, inovatif dan mampu mengakses teknologi pertanian serta bisa internet,” kata Anang Prihantoro, Sabtu (19/9).
BACA JUGA: Boyong UKM Smesco ke Jepang, Produknya Banyak Diminati
Senator asal Provinsi Lampung ini, berharap kelompok anak muda di daerah pemilihnya itu suatu saat bisa menjadi basis gerakan di sektor pertanian. Sebab, kata Anang, petani generasi baru ini tidak sekedar bergerak di sektor pertanian secara konvensional, namun sudah ada sentuhan teknologi pertanian.
Kelompok petani ini, menurut Anang, memiliki pengetahuan dan menguasai teknologi pertanian sehingga mereka sudah mengembangkan bahan-bahan holtikulturasi yang punya nilai ekonomi tinggi. Misalnya, menanam semangka, melon, timun, singkong, dan banyak sekali.
BACA JUGA: Optimistis Paket Kebijakan Ekonomi Genjot Industri Kakao dan Cokelat
“Berbagai tanaman itu bisa menjadi komoditas ekspor di masa depan,” kata Anang.
Lebih lanjut, penyandang gelar Sarjana Pertanian dari Universitas Lampung ini berharap kelompok petani generasi baru ini akan semakin berkembang apabila pemerintah serius memberikan dukungan seperti dukungan anggaran, dan berbagai fasilitas di sektor pertanian.
Menurut Anang, apabila pemerintah tidak serius mengelola sektor pertanian, maka anak-anak muda akan semakin banyak yang meninggalkan sektor ini. Hal ini sangat berbahay karena nanti lahan-lahan pertanian akan berpindah tangan.
"Apabila sektor ini (pertanian, red) terus dibiarkan maka untuk jangka panjang, lahan-lahan pertanian tersebut akan pindah tangan ke pemilik modal. Akibatnya, para petani akan terpinggirkan di daerahnya,” kata Anang.
Oleh karena itu, Anang berharap pemerintah memberi dukungan serius terutama dukungan ke kampus-kampus pertanian, politeknik pertanian, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian di daerah. Caranya, kata Anang, pemerintah memberikan berbagai fasilitas praktek di bidang pertanian.
“Ini penting dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian terutama nanti memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” katanya.
Anang juga mengingatkan pemerintah agar memerhatikan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) swasta atau PPL swadaya. “PPL swadaya harus diperhatikan, jangan dibiarkan telantar,” tegas Anang.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manjakan Pelanggan, Telkomsel Gandeng BNI Syariah
Redaktur : Tim Redaksi