Seniman Aceh Baca Jakarta

Senin, 10 Mei 2010 – 21:56 WIB
JAKARTA - Penyair asal Aceh, Fikar W Eda, Mustafa Ismail, beserta seniman Aceh lainnya, bakal menggelar pertunjukan kakilima di Planet Senen, Tugu Depan Stasiun Senen, Jakarta, Selasa (11/5) besok, mulai pukul 15.00 sampai 18.00 WIBPentas bertajuk "Aceh Membaca Jakarta" ini, disebutkan akan melibatkan puluhan penari anggota kelompok Didong Ciputat, kelompok seni Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah (TMII), koreografer Aceh Dekgam, Dek Tek, Taufik, Ilawati, Devie Komala Syahni, hingga Edi Milfaris (musisi Aceh di Bandung) dan lain-lain

BACA JUGA: Arbi Minta PDIP dan PKS Cermati Langkah Golkar

Pertunjukan ini merupakan hasil kerjasama Komunitas Planet Senen (KoPS) dan Kampanye Seni dan Humaniora (KASUHA).

Menurut Fikar W Eda, pertunjukan ini mengambil bentuk pertunjukan tukang jual obat keliling di Aceh
Di mana katanya, tukang obat biasanya menyuguhkan atraksi kesenian seperti musik, bercerita, sampai akrobat dan sirkus, sambil memperdagangkan obat

BACA JUGA: Pusat Serahkan Rp 1 Miliar untuk Korban Banjir Riau

Itu dilakukan untuk menarik pengunjung
"Dalam pertunjukan ini, kami melakukan hal yang sama

BACA JUGA: Susno Dibawakan Sajadah, Tasbih dan Ikan Mas

Tapi yang kami jual bukan obat, melainkan benda-benda seni seperti buku, rencong, kaos oblong dan lain-lain," kata Fikar, di Jakarta, Senin (10/11).

Pertunjukan sengaja mengambil tempat di ruang publik, dengan maksud lebih mendekatkan seni dengan masyarakat"Dulu, di Aceh pertunjukan seni dilakukan di lapangan terbuka, halaman sekolah, tegalan, atau sawah setelah musim panenAntara seni dan masyarakat tanpa jarak," ujar Fikar.

Pentas ini disebutkan ingin menegaskan bahwa semua tempat bisa dijadikan sebagai ruang pertunjukan, termasuk (lokasi) kakilima, halte, terminal bus, stasiun kereta, taman, hingga gang-gang di perkampungan padat Jakarta, pos ronda, pasar dan sebagainya"Pentas kakilima berangkat dari kesadaran itu," imbuh Mustafa Ismail yang mendampingi Fikar.

Pertunjukan seperti ini sendiri diakui bukan merupakan hal baruBersama para seniman Aceh lain, Fikar dan Mustafa juga pernah melakukannya di Banda Aceh pada 1995 lalu"Kami berkeliling dari halte ke halte, jalanan, taman dan emperan gedung, untuk melakukan baca puisi," kata Fikar.

Selain itu, Fikar menambahkan bahwa ketika tsunami, ia bersama para seniman juga berkeliling ke barak-barak pengungsi untuk melakukan pertunjukan seni, demi membantu memulihkan trauma, dengan mengambil pola pertunjukan 'tukang obat keliling'"Kami membaca puisi, hikayat, hiem (teka-teki Aceh) dan lain-lain," paparnya.

Pertunjukan kakilima ini sendiri dinyatakan akan terus digulirkan, baik di Jakarta maupun di kota-kota lainPertunjukan di Planet Senen ini menjadi semacam grand launching-nyaPertunjukan kakilima juga disebutkan bertujuan mengusung dan mendorong semangat serta kesadaran seniman, untuk memanfaatkan seluruh ruang sebagai tempat pertunjukan.

Diharapkan pula, ini ke depan akan menjadi sebuah tatacara pertunjukan yang lebih murah dan lebih dekat dengan masyarakat, namun tetap (dengan) menekankan pada konsep, kualitas dan estetika seni"Dalam setiap pertunjukan, nantinya kami akan membawa wacana baru atau hal-hal kontekstual dengan persoalan yang ada dalam masyarakat," ujar Fikar(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asnun Diduga Terima Lebih Rp1 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler