jpnn.com, PALEMBANG - Menikmati pempek Palembang di restoran sudah biasa. Bagaimana rasanya jika menyantap kudapan adonan tepung sagu dan ikan khas Bumi Sriwijaya itu di warung terapung?
Warung itu terletak di bantaran Sungai Musi, kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Kota Palembang.
BACA JUGA: Kisah Sukses Suhendro Wang, Founder Pempek CRP
Jembatan Ampera menjadi latar.
Sensasinya memang berbeda.
BACA JUGA: Neny Jualan Pempek Crispy, Omzet Bisa Rp 50 Juta per Bulan
Memakan pempek di ketek atau perahu yang bergoyang-goyang akibat disentuh ombak Musi.
Seorang pembeli, Dahlia mengungkapkan, dirinya sengaja ke warung terapung karena ingin merasakan makan pempek dengan suasana berbeda.
BACA JUGA: Bayi Ditemukan Tewas di Sungai Musi Palembang
"Kalau makan pempek di resto sudah biasa. Saya pengin sensasi baru. Makan pempek dengan goyangan di ketek," katanya pada Kamis (21/7).
Pengunjung juga bisa menikmati indahnya Jembatan Ampera.
"Selain makan pempek, saya juga bisa menikmati keindahan Ampera," tuturnya.
Cek Mery salah satu pemilik warung terapung bercerita.
Dia sudah 20 tahun berjualan di bantaran Sungai Musi Benteng Kuto Besak.
"Alhamdulillah, sudah 20 tahun di warung terapung ini," kata dia.
Cek Mery mengungkap pengunjung yang datang ke warungnya tak hanya berasal dari Palembang, tetapi juga dari luar Venice of The East (julukan lain Kota Palembang).
"Turis dari luar negeri juga ada," ujarnya.
Warung yang beroperasi dari pukul 03.00 WIB hingga 10.00 WIB ini setiap harinya memberikan omzet jutaan rupiah kepada Cek Mery.
"Kalau hari biasa satu hingga dua juta, weekend bisa 3 jutaan, lebih," katanya.
Bermacam menu tersaji di warung terapung Cek Mery. Pempek, model, tekwan, kapal selam, dan aneka makanan serta minuman.
Buat Sobat Negeriku yang ingin bergoyang di atas ketek sambil makan di warung Cek Mery, bisa datang langsung. Sungai Musi dan Jembatan Ampera menunggu. (mcr35/jpnn)
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Cuci Hati