jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Fadli Zon mengkritik keras unggahan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Twitter, Senin (26/7).
Menurut Fadli Zon, twit Mahfud itu seperti reaksi orang bukan pejabat pemerintah menyikapi kejadian yang menimpa rakyat semasa pandemi.
BACA JUGA: Mahfud Tuliskan Cerita Mengharukan Orang Kaya dan Pengorbanan Profesor
Sebelumnya Mahfud menuliskan cerita tentang perjuangan orang kaya yang meninggal dunia ketika mengantre penanganan Covid-19 dan pengorbanan profesor bagi anak muda ketika keduanya sama-sama terpapar virus Corona.
"Seharusnya, katakan, mohon maaf ini terjadi. Twit seperti ini macam reaksi orang di luar pengambil keputusan atau pemerintah," tulis Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 melalui akun @Fadlizon di Twitter, Senin.
BACA JUGA: Prihatin, Ferdinand Minta Presiden Melakukan Reshuffle, Sebut Nama Pak Luhut dan Kapolri
Fadli menilai unggahan eks ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menandakan pemerintah sudah tak berdaya mengurusi kepadatan rumah sakit dan kesulitan rakyat mendapatkan oksigen.
Twit Mahfud MD itu sekaligus bisa menjadi pesan kepada rakyat agar menyelamatkan diri masing-masing dari dampak pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Politikus Senior Demokrat di MPR Ini Dukung Keputusan Presiden Jokowi soal PPKM
"Malah mempertegas bahwa pemerintah tak bisa berbuat apa-apa atas kejadian itu. Rakyat seperti disuruh selamatkan diri masing-masing. Tak perlu didramatisir seperti sinetron Ikatan Cinta," kritik Fadli.
Mahfud MD melalui akunnya di Twitter menuliskan bahwa penyakit Covid-19 bisa menjangkiti siapa pun. Termasuk orang kaya dan seseorang bergelar profesor.
Menurut Mahfud, di Jawa Timur ada orang kaya yang meninggal dunia ketika mengantre penanganan Covid-19.
"Mengharukan. Ada seorang kaya raya di Jawa Timur meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan," tulisnya melalui akun @mohmahfudmd, Senin.
Sementara itu, kata Mahfud, ada juga profesor yang meninggal dunia karena berkorban bagi anak muda saat keduanya sama-sama terjangkiti virus Corona.
Sang profesor, lanjut Mahfud, memberikan kesempatan bagi anak muda memperoleh oksigen lantaran stok oksigen terbatas saat mereka menjadi pasien Covid-19.
"Sang profesor kemudian wafat," tulis pria asal Madura, Jawa Timur itu. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan