Sentimen Risk Off Bikin Rupiah Hari Ini Ambruk, Jadi Sebegini

Jumat, 10 Februari 2023 – 10:30 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat merosot seiring sentimen risk off. Ilustrasi - rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat merosot seiring sentimen risk off.

Risk Off adalah kondisi di mana investor cenderung menghindari risiko di pasar.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ambrol, Bisa Lebih Parah?

Kurs rupiah hari ini dibuka melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp 15.122 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.097 per USD.

"Rupiah diperkirakan masih akan melemah di tengah sentimen pasar yang risk off dan naiknya imbal obligasi Amerika Serikat (AS)," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta, Jumat (10/2).

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Meroket, Naik Tajam 188 Poin, Jadi Sebegini

Lukman mengatakan sebagai dampak risk off, pelaku pasar melepas aset dan mata uang berisiko.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 3,677 persen dan tenor 2 tahun meningkat ke posisi 4,492 persen.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Ada Kaitannya dengan Kebijakan China

Investor juga sedang menantikan beberapa pernyataan pejabat Bank Sentral AS atau The Fed malam ini, yang diharapkan akan memberikan sinyal pada kebijakan ke depan.

Seperti diketahui, data ketenagakerjaan nonpertanian atau non farm payrolls (NFP) Amerika Serikat menguat. Dipastikan antisipasi inflasi AS pekan depan akan naik.

Investor kembali khawatir apabila The Fed akan kembali agresif menaikkan suku bunga dan mempertahankan tingkat suku bunga tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (3/2) bahwa data ketenagakerjaan nonpertanian (NFP) meningkat 517.000 pada Januari, jauh lebih baik dari yang diharapkan 187.000. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen, level yang tidak terlihat sejak Mei 1969.

Sentimen dari domestik masih positif dengan kehadiran data ekonomi penting dari Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dan kenaikan cadangan devisa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada 2022 tumbuh 5,31 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2022 juga tumbuh 5,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (yoy) berkat seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif.

Sedangkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai 139,4 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar 137,2 miliar USD.

Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.050 per USD hingga Rp 15.200 per USD.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler