Sejumlah media di Australia melaporkan insiden yang terjadi di sebuah kelas di Univesitas Swinburne, Melbourne. Dosen mata kuliah psikologi sempat mempertanyakan apakah mahasiswa asal Indonesia diperbolehkan masuk ke kelasnya menyusul eksekusi terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Seperti yang dilaporkan harian Daily Mail Australia, Radio 3AW, dan situs 9 News, insiden ini berlangsung pada hari Rabu siang, (29/04).
BACA JUGA: Tony Abbott: Indonesia Pahami Kemarahan Australia
Dr Julian Oldmeadow, dosen psikologi di Swinburne University telah meminta agar mahasiswa asal Indonesia tidak masuk ke kelasnya pada hari itu.
Dari keterangan yang diterima ABC, pihak universitas mengutip penjelasan Dr Oldmeadow.
BACA JUGA: Monash Uni Terbitkan Buku Terlengkap Yang Memuat Semua Karya Kartini
"Di awal kelas, kemarin [hari Rabu], saya menyatakan keberatan atas eksekusi yang dilakukan terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukurmaran di Indonesia pada dini hari. Saya ingin menyampaikan duka, kesedihan, kemarahan sebagai warga Australia dan orang biasa," tulis Dr Oldmeadow.
"Saya memilih melakukannya dengan (a) menyatakan keberatan saya di kelas, dan (b) mengatakan bahwa saya akan meminta mahasiswa asal Indonesia untuk tidak menghadiri kelas saya saay itu."
BACA JUGA: 20 Mahasiswa Indonesia Belajar Menunggang Kuda di Darwin
Dr Oldmeadow mengaku menyesal telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak hadir di kelasnya. Foto: Daily Mail.
Dr Oldmeadow mengaku kalau tindakannya tersebut berdasarkan alasan politik, dan bukan rasisme.
Salah satu mahasiswa yang hadir di kelas tersebut, Jennifer Stargatt menyampaikan pernyataannya kepada Radio 3AW.
"Saya sangat terkejut," ujar Stargatt. "Saya sebenarnya muak, sangat tidak nyaman."
"Saya merasa bahwa hal tersebut sangat mengerikan dan apa jadinya kalau ada mahasiswa Indonesia di kelasnya tersebut," tambahnya.
Sepengetahuan Stargatt tidak ada mahasiswa Indonesia yang sejak awal masuk ke kelas psikologi.
Sementara itu pihak Swinburne University membenarkan insiden yang terjadi, lewat pernyataan yang diberikan kepada ABC.
"Universitas memperlakukan semua keluhan siswa secara serius dan kami secara resmi menyelidiki masalah ini," ujar juru bicara universitas. "Jelas bahwa Swinburne University menyambut semua mahasiswanya, yang harus dihormati dan didukung dalam kegiatan akademis mereka."
Dr Oldmeadow juga telah meminta maaf atas tindakannya ini.
"Saya meminta maaf karena telah meminta mahasiswa Indonesia untuk tidak datang ke kelas saya, hari itu. Kita berbagi kesedihan dan kesakitan dengan mahasiswa Indonesia, yang juga menanggung malu atas [tindakan] pemerintahnya," tulis Dr Oldmeadow.
"Sudah jelas bahwa respon kita bisa saja tidak setuju dengan apa yang dilakukan pemerintah dan presiden, tetapi tidak bisa meminta tanggung jawab mahasiswa atau meluapkan emosi negatif kepada mereka," tambahnya.
"Karenanya saya saya memintaa maaf kalau tindakan ini berkesan diskriminatif. Saya menyesal mengatakan hal tersebut..."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Australia Sudah Dievakuasi dari Nepal