jpnn.com, KOTABARU - Seorang janda muda bernama Nurhayati, 37, tewas dibantai anak tirinya berinisial SF, 17, usai cekcok soal hak warisan berupa perkebunan kelapa sawit.
Kapolres Kotabaru, AKBP Andi Adnan Syafruddin, Selasa (25/2) kepada wartawan menjelaskan, peristiwa memilukan itu terjadi Senin (24/2) pagi sekitar pukul 08.00 di Desa Balaimea Kecamatan Pamukan Utara.
BACA JUGA: Pria Pembunuh Suami Selingkuhan Itu Tewas Ditembak Polisi
"Pagi itu Nurhayati bilang bahwa SF tidak serumah dengan dia. Jadi tidak berhak untuk memiliki sawit," ujar Andi Adnan sebagaimana dilansir prokal.co hari ini.
Saat itu SF dan Nurhayati berbincang di depan rumah. Usai percakapan itu, Nurhayati masuk ke rumah. Sedangkan SF balik ke jalan. Ternyata ia mengambil parang yang disembunyikan di punggung, terlindung jaket.
BACA JUGA: Istri Pertama dan Kedua Kompak Bantu Suami Berbisnis Narkoba
SF kembali mendatangi ibu tirinya di dalam rumah. Meminta lagi jatah kebun. Tetapi Nurhayati tetap mengabaikan. Tiba-tiba, dibarengi ucapan maaf, ia menebaskan parang. Sedikitnya tiga kali. Salah satunya membuat pergelangan tangan sang ibu tiri putus. Nurhayati meregang nyawa di tempat itu.
Kejadian ini cepat diketahui warga dan keluarga. Dibekali motor roda dua, beberapa polisi dari Polsek Pamukan Utara dipimpin Bripka Angga memburu pelaku. Kejar-kejaran berlangsung seru. SF kabur melalui kebun sawit hingga ke perbatasan Kotabaru – Kaltim. Sampai pada akhirnya SF menyerah.
BACA JUGA: Aksi Perampokan Ini Ternyata Didalangi Mantan Polisi
Seperti diketahui, Nurhayati beberapa tahun silam menikah dengan ayah SF. Sebelum menikah, ayah SF punya kebun sawit yang dikelola bersama. Waktu berjalan. Belum lama tadi, sang ayah meninggal.
Merasa punya hak, SF meminta sebagian kebun itu diberikan padanya. Namun Nurhayati menolak.(zal/ema)
Redaktur & Reporter : Budi