Sepanjang Rabu Perdagangan Rupiah 'Melempem', Simak Prediksi Analis untuk Esok Hari

Rabu, 23 Juni 2021 – 22:15 WIB
Perdagangan rupiah sore ini, Rabu (23/6) mata uang garuda ditutup melemah 30 poin dan sebelumnya sempat terperosok 40 point di level Rp 14.432 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.402 per USD. Ilustrasi uang rupiah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah Rabu sore (23/6) ditutup melemah 30 poin dan sebelumnya sempat terperosok 40 point di level Rp 14.432 per USD.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi untuk perdagangan besok, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif.

BACA JUGA: Pascaproyeksi Suku Bunga The Fed Kurs Rupiah Ambyar 117 Poin, Begini Kata BI

"Namun ditutup melemah di rentang Rp 14.410 - Rp 14.470 per USD," ujar Ibrahim di Jakarta, Rabu (23/6).

Ibrahim menjelaskan dari dalam negeri kurs rupiah dipengaruhi oleh lonjakan penularan Covid-19 yang semakin memuncak.

BACA JUGA: Peningkatan Covid-19 Bikin Rupiah Rabu Pagi Nyungsep Lagi

Menurut dia, lonjakan kasus Covid-19 bukan kesalahan masyarakat semata, namun permasalahan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dalam mengatasi pandemi.

"Karena khawatir ekonomi akan melambat dan padahal sudah otomatis ekonomi melambat," beber Ibrahim.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Kurs Rupiah Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Oleh karena itu, dia menilai pemerintah maupun masyarakat harus mau mendengar pendapat para ahli wabah dan kesehatan masyarakat.

Salah satu contohnya, kata dia, di awal program vaksinasi pemerintah hanya fokus untuk memberikan kepada para tenaga kesehatan dan petugas di pelayanan publik, serta masyarakat yang secara langsung berkontribusi terhadap perekonomian.

"Para ahli wabah atau dokter kemudian menyarankan agar para lansia yang sangat rentan terinfeksi masuk target prioritas," katanya.

Ibrahim mengatakan sekitar 20 persen dari masyarakat berusia 60 tahun ke atas.

Penularan pada lansia dinilai akan berpengaruh pada lonjakan perawatan di rumah sakit.

"Tapi bila mereka sudah divaksinasi, andai terjadi lonjakan mereka tak perlu sampai dirawat di rumah sakit sehingga penanganan bisa lebih rileks," katanya.

Faktor eksternal

Ibrahim menjelaskan faktor lain dari pelemahan rupiah ialah pernyataan Pejabat bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter.

"Setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh," kata Presiden Bank Fed New York John Williams.

Selain itu pernyataan The Fed dalam kongres yang tidak akan menaikkan suku bunga acuan hingga ekonomi AS pulih menumbuhkan optimistis pelaku pasar. (mcr10/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler