Separuh Calon Jemaah Haji Kesehatannya Berisiko Tinggi

Rabu, 07 Juni 2017 – 18:48 WIB
Petugas mengusung jenasah jemaah haji asal Bulukumba, Bando Dupai Tinrian binti Duppai di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, Jumat (23/9). Bando Dupai Tinrian binti Duppai wafat dalam perjalanan menuju Makassar dari Jedah. Foot: Nurhadi/FAJAR Ilustrasi :

jpnn.com, GRESIK - Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Jawa Timur terus memantau kondisi kesehatan calon jemaah haji. Tindakan ini dilakukan setelah melakukan pemeriksaan kesehatan.

Hasilnya, dari dua tahap pemeriksaan yang dilakukan Dinkes menemukan ada peningkatan jumlah jamaah dengan risiko tinggi. Jumlahnya hampir mencapai separuh dari total jamaah haji.

BACA JUGA: Ini Imbauan Kemenag Kepada Calon Jamaah Haji!

Kepala Dinkes Kabupaten Gresik Nurul Dolam mengatakan untuk jamaah dengan risiko tinggi jumlahnya mencapai 752 orang. Sedangkkan untuk jamaah yang dianggap mampu mencapai 767 orang.

“Jumlah jamaah risiko tinggi memang mengalami kenaikan dari tahun lalu yang hanya mencapai 670 orang,” kata Nurul seperti yang dilansir Radar Gresik (Jawa Pos Group), Rabu (7/6).

BACA JUGA: Telantar di Jakarta, Jemaah Umroh Pilih Pulang Kampung

Menurut dia, peningkatan jumlah jamaah risiko tinggi ini lantaran kuota haji Gresik juga mengalami peningkatan. Jika tahun 2016 lalu jumlahnya jamaahnya hanya 1.480, saat ini jumlah jamaahnya mencapai 1.690 orang.

“ Jumlah jamaahnya juga ikut mengalami kenaikan. Makanya jumlahnya risiko tinggi juga bertambah,” terang dia.

BACA JUGA: Ada 1.282 Paspor CJH Belum Terkumpul

Sambil menunggu finalisasi pemeriksaan kesehatan CJH untuk keberangkatan Juli dan Agustus ini, maka pihaknya terus memantau melalui fasilitas kesehatan.

Dari jumlah kuota haji sebesar 1.690 orang ini, tercatat 767 istitaah atau sehat dan risiko tinggi 752 yang membutuhkan pendampingan, kemudian Istitaah sementara sejumlah 3 pasien.

“Jadi mereka bisa keluar dari risiko tinggi dengan pendampingan yang tak lama, kemudian masih ada 168 masih belum diperiksa karena beberapa alasan, seperti sedang bepergian hingga ada yang meninggal dunia saat masa tunggu,” jelasnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mukhibatul Khusnah menjelaskan, CJH yang masuk kategori risiko tinggi (risiko tinggi) rata-rata berusia lanjut.

Selain itu, mereka yang masuk kategori risiko tinggi biasanya memiliki riwayat penyakit tertentu seperti hipertensi dan diabetes.

“Para CJH Risiti ini nantinya akan menjalani finalisasi pemeriksaan kesehatan, karena mereka yang risiko tinggi akan didampingi tenaga kesehatan,” terangnya.

Ia menyebutkan, CJH yang masuk kategori risiko tinggi disarankan menambah vaksin pneumonia dan influenza. Sebab, kondisi kesehatannya lebih rawan daripada jemaah yang lain.

Nantinya, CJH yang masuk kategori risiko tinggi akan diberi gelang berwarna merah.

“Tenaga kesehatan yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan akan memantau intens kondisinya,” imbuhnya. (est/rof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 60 Persen CJH Sakit saat Berada di Tanah Suci


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler