jpnn.com, SURABAYA - Perhimpunan Dokter Kesehatan Haji Indonesia (Perdokhi) menyatakan hampir 60 persen calon jemaah haji (CJH) asal Indonesia sakit saat menjalankan ibadah haji di Makkah, Saudi Arabia.
Oleh karena itu, Perdokhi terus melakukan sosialisasi sejak dini kepada CJH untuk menjaga kesehatan sedini mungkin.
BACA JUGA: 338 CJH Batal ke Tanah Suci, Ini Alasannya!
Ketua Perdokhi, dr Fidiansjah SpKJ, MPH menjelaskan bahwa penyakit darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu penyebab terbesar sakitnya jamaah haji di Saudi Arabia. Kontribusi penyakit itu mencapai 36 persen.
Selanjutnya adalah Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yang angkanya mencapai 35 persen. Sisanya, seperti jantung, penyakit paru-paru seperti sesak nafas dan sebagainya.
BACA JUGA: 388 Calon Jemaah Haji Batal ke Tanah Suci
”Kami lakukan antisipasi dini, dengan melakukan pengobatan sebelum mereka berangkat. Pastinya sebelum di embarkasi, kondisinya sudah baik dan siap beribadah,” kata Fidiansjah di sela seminar kesehatan jamaah haji Indonesia 2017 di Auditoriaum Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group),Senin (8/5).
Beberapa persoalan kesehatan untuk CJH memang cukup berbeda dengan masyarakat umumnya. Hal itu karena ada beberapa rukun haji yang terkadang harus diselaraskan dengan kesehatan. Seperti waktu haid para jamaah haji yang harus dikontrol sehingga diharapkan tidak haid waktu bersamaan dengan wukuf.
BACA JUGA: 388 Calon Jemaah Tidak Lunasi BPIH
”Dulu ada obat untuk pengendalian haid, sehingga jamaah tidak haid waku haji. Namun sekarang, kami sosialisasikan tidak apa-apa haid, dibersihkan dulu, nanti wukuf bisa menyusul. Jadi kemungkinan jamaah pulangnya menyusul,” jelas Findiansjah.
(jar/han/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Masa Tunggu Calon Haji Berkurang 10 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi