JAKARTA - Kinerja perbankan di pertengahan tahun ini terus menunjukkan grafik positifBank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit dan penempatan dana masyarakat naik signifikan
BACA JUGA: Empat Investor Sepatu Asing Masuk Jatim
Kepala Biro Humas BI Difi A
BACA JUGA: AS Larang Kretek, Devisa USD 240 Juta Hilang
"Nilainya mencapai Rp 8,82 triliun," ujarnya melalui email kepada Jawa Pos kemarin (29/6)Difi menyebut, kenaikan kredit sepanjang pekan lalu disumbang oleh kredit berdenominasi Rupiah yang naik Rp 10,91 triliun
BACA JUGA: Malaysia Minati Investasi Energi
Sedangkan total kredit berdenominasi valas justru turun Rp 2,09 triliun. "Menurut Difi, dengan tambahan kredit Rp 8,82 triliun tersebut, maka outstanding atau total penyaluran kredit perbankan hingga akhir pekan lalu mencapai Rp 1.545,45 triliun, atau naik Rp 239,88 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu"Sehingga, secara persentase, year-on-year (YoY) nya naik 18,73 persen," katanyaAdapun secara year-to-date (YtD), atau dari periode awal Januari hingga Juni, pertumbuhan kredit perbankan tercatat mencapai Rp 115,25 triliun atau naik 8,06 persen"Dari sisi kelompok perbankan, kenaikan kredit banyak disumbang oleh bank swasta yang total mengucurkan kredit hingga Rp 9,01 triliun," terangnya
Sementara itu, dari sisi suku bunga, sepanjang pekan lalu, industri perbankan kembali menurunkan suku bunga, kecuali suku bunga dasar kredit (SBDK) valas yang justru naik 1 basis poin"Adapun SBDK Rupiah turun 2 basis poinNamun, pada kelompok KCBA (Kelompok Cabang Bank Asing) suku bunga turun lebih banyak, hingga 5 basis poin," sebutnya
Sedangkan untuk suku bunga deposito pada kelompok bank swasta, KCBA, dan bank campuran menurunkan suku bunga deposito 1 bulan sebesar 9 basis poin"Dengan demikian, rata-rata spread atau selisih suku bunga deposito dan suku bunga kredit berdenominasi Rupiah turun tipis dari 5,96 persen menjadi 5,95 persen," ujarnya
Menurut Difi, jika dikelompokkan berdasar aset, maka spread suku bunga pada bank dengan total aset di bawah Rp 1 triliun mencapai 8,44 persen untuk Rupiah dan 8,22 persen untuk Valas"Ini adalah yang terbesar," katanyaAdapun spread terkecil terjadi pada bank dengan aset di atas Rp 15 triliun, yakni 5,20 persen untuk Rupiah dan 3,21 persen untuk Valas
Selain kredit, dana pihak ke tiga (DPK) atau simpanan masyarakat di bank juga menunjukkan peningkatan signifikanDifi menyebutkan, berdasar data BI, sepanjang pekan lalu DPK bertambah Rp 21,28 triliunRinciannya, DPK Rupiah naik Rp 15,62 triliun dan DPK Valas Rp 5,65 triliun
Pertumbuhan DPK Rupiah tertinggi terjadi pada bank persero atau bank pelat merah sebesar Rp 7,94 triliun, sedangkan pertumbuhan DPK Valas tertinggi terjadi pada bank swasta sebesar Rp 3,87 triliun
Berdasarkan komponen DPK, kenaikan tertinggi terjadi pada Giro Rp 25,91 triliun (5,52 persen), diikuti Tabungan yang naik Rp 1,19 triliun (0,2 persen), sedangkan Deposito justru turun Rp 5,82 triliun (- 0,61 persen)
Dari tambahan kenaikan DPK tersebut, maka total simpanan masyarakat hingga akhir pekan lalu mencapai Rp 2.034,87 triliun"Sehingga, secara year-to-date, DPK tumbuh Rp 64,42 triliun atau naik 3,27 persen, adapun secara year-on-year naik Rp 241,69 triliun atau tumbuh 13,48 persen," terangnya(owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... OSK Nusadana Penjamin Emisi Sari Roti dan Indopoly
Redaktur : Tim Redaksi