Seperti ini Cara Pemerintah Pastikan Kesiapan Vaksinasi

Sabtu, 19 Desember 2020 – 04:20 WIB
Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe. Foto: ANTARA/Katriana

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan vaksinator untuk mempersiapkan program vaksinasi.

Selain dari sisi kesiapan pemerintah, masyarakat juga perlu mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan saat vaksin datang.

BACA JUGA: Mari Bersama Perangi Hoaks Seputar Vaksin Covid-19

“Yang pertama perlu diketahui adalah, vaksin itu produk biologis yang sangat rentan pada perubahan suhu. Karena itu umumnya perlu disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus dijaga dari pabrik sampai ke puskesmas. Ini yang disebut cold chain (rantai dingin)," ujar dr. Dirga Sakti Rambe Vaksinolog dalam Dialog Produktif bertema Setelah Vaksin Datang, Apa yang Perlu Disiapkan? yang digelar Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

"Kedua, Indonesia punya BUMN farmasi yang terpercaya, Bio Farma yang sudah memproduksi vaksin untuk diekspor ke 106 negara lebih, dan sudah diakui WHO. Ini tugas kita bersama untuk menjaga cold chain," imbuhnya.

BACA JUGA: Tingkatkan Pelayanan Swab Test PCR, RS Royal Progress Resmikan Laboratorium Biomolekular  

Sembari menunggu proses kedatangan dan vaksinasi nanti, dr. Dirga menghimbau kepada masyarakat agar perlu mengetahui informasi yang benar terkait vaksin.

Informasi yang benar dan terpercaya memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat dan mengurangi keresahan dan keraguan yang timbul dari penyebaran informasi hoaks terkait vaksin.

BACA JUGA: Rachel Maryam: Ini Bukan Soal FPI, Bukan juga Soal Islam, tetapi..

“Karena sekarang banyak sekali informasi yang tidak benar. Kedua, vaksin apa pun yang sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah dipastikan efektivitas dan keamanannya," terang dr. Dirga.

Indonesia sendiri bukan sekali-dua kali melaksanakan program vaksinasi yang dikenal juga dengan program imunisasi rutin. Proses distribusi vaksin di Indonesia dari Aceh sampai Papua sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri.

“Kelengkapannya sudah standar misalkanya cold box, itu sudah tersedia semua di Indonesia," seru dr. Dirga.

Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Untuk vaksin COVID-19 sendiri diberikan kepada dewasa dengan rentang usia 18-59 tahun.

“Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum”, tegas dr. Dirga.

Untuk mematangkan persiapan vaksinasi, Kementerian Kesehatan tengah melatih 23.000 tenaga vaksinator, selain juga didukung ratusan ribu tenaga kesehatan lainnya. Kesiapan tenaga kesehatan di daerah-daerah juga tengah dipastikan untuk mendukung program vaksinasi nantinya.

Kemudian, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) karena biasanya berdampak ringan dan segera sembuh dalam waktu satu dua hari.

“Yang perlu masyarakat ketahui, manfaat vaksinasi itu jauh lebih besar dari efek sampingnya. KIPI itu mayoritas bersifat ringan seperti bengkak kemerahan di bekas suntikan, kemudian ada demam sebagai tanda vaksinnya bekerja”, ungkap dr. Dirga.

Keberadaan vaksin sangat penting dalam mengendalikan pandemi, tapi perlu disadari vaksin tidak seketika memusnahkan pandemi.

“Kita harus sadari vaksin tidak bisa seketika menghilangkan pandemi, karena ada proses distribusi yang panjang, belum lagi jumlah penduduk kita yang lebih dari 260 juta jiwa, oleh karena itu sembari menunggu vaksin dan bahkan sampai nanti vaksinnya ada, kita harus terus menerapkan protokol pencegahan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman)," tutur dr. Dirga.(chi/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler