jpnn.com, JAKARTA - PT PP Tbk, salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia menyelenggarakan PP Digital Construction Day International Conference 2017 bertempat di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (4/10).
Mengangkat tema Build Before Construct, di mana kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara ulang tahun perseroan ke-64.
BACA JUGA: 8 Bulan, 78 Persen Target Kontrak Baru PT PP Sudah Tercapai
Perseroan berupaya untuk memulai gerakan kesadaran digitalisasi sebagai cara kerja baru dunia
konstruksi di Indonesia.
"Acara ini merupakan media sharing knowledge mengenai perkembangan teknologi digital, khususnya di dunia konstruksi. Saat ini, dunia bisnis mengalami era disrupsi, di mana perusahaan-perusahaan startup bisa menumbangkan perusahaan yang telah lama berdiri. Era disrupsi didorong oleh adanya perkembangan dunia digital," ujar Dirut PT PP Tumiyana.
BACA JUGA: PT PP Dipercaya Garap Proyek Strategis Nasional
Perseroan sebagai salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia selalu melakukan kajian serta riset untuk mengatasi masalah-masalah di atas.
Perseroan memandang perlu diadakannya transformasi menuju era konstruksi digital sebagaimana yang telah diterapkan oleh beberapa negara maju, salah satunya adalah dengan menerapkan konsep Building Information Modeling (BIM).
BACA JUGA: 8 Bulan, Kontrak Baru PT PP Tembus Rp 24 Triliun
"BIM adalah seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dan terintegrasi dalam sebuah model digital. Secara gamblang, diterjemahkan sebagai gambar tiga dimensi di mana semua unsur dalam gambar bisa memiliki data terkait kuantitas, harga dan schedule-nya," terang dia.
Selain itu, memungkinkan pelaku yang terlibat dalam suatu proyek bekerja secara kolaborasi, mengoptimalkan produktivitas SDM dan kegiatan proyek secara cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien
selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle).
"Sehingga, dengan penerapan BIM ini akan membuat efisiensi yang sangat signifikan dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain (pra-konstruksi) menjadi sangat detail dan akurat," jelasnya.
BIM dalam levelnya ada beberapa tingkatan, yaitu BIM 3D (3D Modeling), BIM 4D (terkolaborasi dengan data Scheduling), BIM 5D (terkolaborasi dengan data Estimasi/kuantitas dan harga), BIM 6D (terkolaborasi dengan data Building Sustainability) dan BIM 7D (terkolaborasi dengan data Facility Management Application).
“Saat ini, perseroan terus mengembangkan teknologi BIM untuk berkolaborasi dengan teknologi 3D Printing dalam memproduksi bangunan di ukuran sesungguhnya yang diyakini sebagai awal disrupsi bagi dunia konstruksi," tutur dia.
Selain itu, BIM yang telah diterapkan perseroan juga sudah mulai dikolaborasikan ke dalam sistem ERP (Enterprise Resources Planning) berbasis SAP yang diimplementasikan sejak 2016.
"Sehingga akan bermanfaat maksimal dalam memantau proses bisnis perusahaaan secara menyeluruh,” tandas Tumiyana.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... November, Anak Usaha PT PP ini Bakal IPO Lepas Saham 35 Persen
Redaktur & Reporter : Yessy