jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkapkan para mitra yang berada dalam ekosistem Go-Jek mengakui adanya manfaat di luar keuntungan ekonomi yang mereka peroleh.
Mitra melihat hidup mereka lebih baik bersama Go-Jek, seperti yang disampaikan dalam penelitian berjudul 'Makna Kerja, Tingkat Kepuasan, dan Well-Being Mitra Go-Jek Indonesia'.
BACA JUGA: Gojek dan Asosiasi Mitra Capai Kesepakatan
Kepala Lembaga Demografi FEB UI Turro S. Wongkaren mengungkapkan penelitian kualitatif ini merupakan lanjutan dari penelitian LD FEB UI sebelumnya yang bersifat kuantitatif mengenai dampak ekonomi mitra Go-Jek kepada perekonomian Indonesia.
“Pada riset sebelumnya, LD menghitung bahwa kontribusi Go-Jek terhadap perekonomian Indonesia berada di kisaran Rp 44,2-55 triliun jika menggunakan asumsi 100% mitra aktif. Namun, hal yang perlu lebih lanjut ditelaah adalah apakah kontribusi ekonomi yang besar ini juga diikuti dengan kepuasan dan kebahagiaan mitranya,” ujar Turro.
BACA JUGA: Demo Driver Gojek, Lalu Lintas di Kawasan Pasar Raya Blok M Macet
Menurut dia, penelitian mengenai well-being pekerja di industri konvensional sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian terhadap anggota ekosistem ekonomi digital masih jarang.
"Ini perlu dilakukan guna memahami lebih dalam bagaimana ekonomi digital bisa membantu individu tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga manfaat non-finansial yang berguna bagi pengembangan diri. Sehingga, ekonomi digital Indonesia bisa inklusif dan berkualitas," jelasnya.
BACA JUGA: Konsumen Kini Makin Pintar Pilih Moda Transportasi, tak Mudah Diiming-imingi Tarif Promo
Penelitian terhadap ratusan mitra Gojek ini mempunyai jumlah narasumber yang cukup besar dibanding penelitian kualitatif pada umumnya sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang makna kerja, kepuasan, dan kebahagiaan (well-being) terhadap bentuk kemitraan non-tradisional di ekonomi digital.
Sementara, Peneliti LD FEB UI Bagus Takwin memaparkan mitra memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang untuk memenuhi kepentingan sendiri.
“Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna karena dengan menjadi mitra Go-Jek, mereka bisa membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan seperti Go-Jek, makna kerja menjadi penting karena setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra,” kata Bagus.
Berdasar pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagian mitra yang ditemukan pada penelitian ini adalah 24,3 dari skala maksimal 35.
"Artinya, secara umum mitra Go-Jek tergolong cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia," jelasnyal
Dia menyatakan, keadaan mitra Go-Jek yang bahagia bisa membuat mereka tetap semangat memperbaiki hidup sehingga bisa naik tangga kelas ekonomi dan sosial.
Dengan menggunakan konsep well-being dari Martin Seligman, penelitian ini menemukan bahwa para mitra Go-Jek mengalami unsur-unsur kebahagiaan.
“Perlakuan Go-Jek yang baik terhadap mitra dapat menjadi inspirasi untuk pemain lain di industri yang sama agar memperlakukan mitra sebagai bagian yang integral pada bisnis dan tidak hanya sebatas kepentingan finansial,” tutup Bagus.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan sebanyak 201 orang mitra Go-Jek (109 laki-laki dan 92 perempuan) dari layanan Go-Ride (pengemudi roda dua); Go-Car (pengemudi roda empat); Go-Food (merchant).
Kemudian Go-Massage (talent jasa pijat); Go-Clean (talent jasa kebersihan); dan Go-Auto (talent jasa otomotif), dari sembilan kota yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Palembang. Mitra yang menjadi responden penelitian adalah mereka yang aktif di Go-Jek selama enam bulan terakhir.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inisiatif Gojek soal Perlindungan Konsumen Patut Ditiru Aplikator Lain
Redaktur & Reporter : Yessy