jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai setiap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya demi kepentingan politik. Dia menganggap Anies hanya menggunakan rakyat kecil untuk panggung popularitasnya demi kepentingannya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Anies menempatkan wong cilik sebagai tumbal politik," kata Trubus kepada JPNN.com, Sabtu (28/7).
BACA JUGA: Prabowo Subianto: Habib Rizieq adalah Imam Besar Umat Islam
Trubus mencontohkan inkonsistensi kebijakan Anies soal pedagang kaki lima (PKL). menurut Trubus, adalah ketidakkonsistenan Anies-Sandi melindungi PKL. Sebelum Asian Games, kata Trubus menambahkan, Anies dan wakilnya, Sandiaga S Uno bersikukuh membiarkan PKL berjualan di trotoar meski melanggar aturan.
Namun, lanjut Trubus, jelang Asian Games 2018, Anies-Sandi melarang PKL berjualan di sekitar Wisma Atlet dan venue pertandingan. Trubus menganggap Anies-Sandi tidak melihat keuntungan politik membiarkan PKL berjualan di lokasi-lokasi strategis tersebut.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Ungkap Status Koalisi Gerindra, PKS dan PAN
"Memang sangat ironis, di tengah pesta Asian Games yang seharusnya PKL ikut menikmati kue penjualan usahanya, tetapi harus menelan pil pahit karena dilarang berjualan oleh Pemprov. Padahal pesta Asian Games diperkirakan akan dipadati penonton, di mana berbondong bondong masyarakat dari luar kota datang ke ibu kota," kata dia.
Jika Anies-Sandi ingin membela rakyat kecil, kata Trubus, seharusnya PKL dibiarkan berjualan. Setidaknya, lanjut dia, tempat untuk PKL ditata sehingga tetap bisa berjualan di dekat Wisma Atlet dan venue pertandingan.
BACA JUGA: Giliran Samijo Bekasi Beraksi untuk Dukung Jokowi
"Setidaknya PKL menjadi pihak yang ikut meningkat kesejahteraannya di tengah terus melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat terus merosotnya nilai tukar rupiah," pungkan analis kebijakan publik Universitas Trisakti ini.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penghargaan Kemenpora Bikin Atlet Paralayang Kaget, Ada Apa?
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga