Sepertinya Jokowi di Balik Langkah Hadi Batalkan Mutasi Pati

Jumat, 22 Desember 2017 – 22:41 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer Salim Said menduga keputusan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menganulir mutasi 16 perwira tinggi (pati) yang diputuskan di era kepemimpinan Jenderal Gatot Nurmantyo karena ada perintah Presiden Joko Widodo. Sebab, Salim meyakini Hadi tak punya cukup keberanian untuk membatalkan keputusan yang diambil Gatot tanpa adanya dukungan dari kepala negara.

“Saya nyaris yakin keputusan yang mendadak dan kontroversial oleh Panglima TNI Hadi bukan inisiatif dia. Saya sudah banyak bicara dengan banyak perwiara TNI AU yang kenal pribadi dan tahu karier Panglima TNI Hadi. Dia bukan tipe orang yang berani ambil keputusan berani kayak gini," kata Salim seperti diberitakan RMOL.

BACA JUGA: Makna Hari Ibu bagi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) itu menambahkan, keputusan Hadi membatalkan mutasi juga tak lazim. Apalagi, katanya, Hadi baru saja menjadi Panglima TNI.

"Buat saya ini aneh, panglima TNI baru dilantik, ditambah dia ini adalah orang AU kedua yang jadi panglima. Ini jelas menjadi tanda tanya besar," kata Salim.

BACA JUGA: Direktur Eksekutif CISS Puji Diplomasi Sukhoi Panglima TNI

Untuk itu, Salim pun mengaku sudah melakukan sejumlah komunikasi dengan beberapa perwira tinggi TNI. Dia pun mendapat kesimpulan jika pembatalan merupakan petunjuk dari atasan panglima TNI.

"Ini petunjuk dan perintah dari atasannya, dalam hal ini Presiden Joko Widodo. Pertanyaannya kenapa presiden beri perintah pembatalan? Padahal kan Jenderal Gatot masih aktif. Kalau ada apa-apa kan mestinya dari awal peringatkan Gatot dong. Makanya saya yakin ini ada unsur politis," tegas Salim.

BACA JUGA: Ini Kata Pengamat Militer soal Mutasi Perwira Tinggi TNI

Lebih lanjut, Salim pun menganalisis keputusan itu demi kepentingan politik Presiden Jokowi. Menurut hemat Salim, ada dua dugaan yang bisa menguatkan analisisnya.

Pertama, Presiden Jokowi memang tidak suka dengan Gatot Nurmantyo. Kedua, ada beberepa kelompok kepentingan yang berhasil menekan Presiden Jokowi.

"Jadi salah satu teori mengatakan presiden enggak begitu happy dan merasa menurut sumber saya merasa dilampaui. Artinya dia perintahkan Hadi ubah saja deh. Dugaan lain ada tekanan dan kepentingan di sekelilingnya. Jadi ada kekesalan presiden kepada Gatot Nurmantyo yang melakukan mutasi jelang pensiun," kata Salim.

Lebih lanjut Salim memberikan contoh soal adanya kepentingan luar yang menekan Presiden Jokowi. Salah satunya dalam kasus pembatalan pensiun dini terhadap Pangkostrad Edy Rahmayadi.

"Edy Rahmayadi kan mendaftarkan diri sebagai gubernur. Kalau dia dibatalkan dia kehilangan kesempatan. Jadi ada yang menilai kalau ada kepentingan yang ingin menjegal Edy. Tapi siapa yang diuntungkan kalau dia tidak maju. Ini masih pertanyaan," ulasnya.(san/rmo/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batalkan Mutasi, Bukti Marsekal Hadi Mainkan Peran Panglima


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler