Direktur Eksekutif CISS Puji Diplomasi Sukhoi Panglima TNI

Kamis, 21 Desember 2017 – 23:14 WIB
Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro mengapresiasi “diplomasi Sukhoi” yang dilakukan Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Istilah itu muncul setelah Hadi mengajak Kapolri Tito Karnavia, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Ade Supandi menaiki pesawat Sukhoi SU-30 di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (20/12).

BACA JUGA: Ingat Pesan Pak Tito, Jangan Paksa Pegawai Beratribut Natal!

Mereka menaiki Sukhoi yang khusus didatangkan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Beragam diplomasi yang digelar Panglima TNI Hadi Tjahjanto baru-baru ini patut diapresiasi. Diplomasi ini menunjukkan bahwa panglima TNI punya komitmen besar untuk menjaga dan merawat soliditas dan solidaritas, baik di internal TNI ataupun dengan pihak Polri,” kata Ngasiman, Kamis (21/12).

BACA JUGA: Sepertinya Pak BG Bikin Polisi Pede Ikut Pilkada Lewat PDIP

Menurut pria yang karib disapa Simon itu, diplomasi Hadi sangat penting untuk menyukseskan agenda-agenda strategis. Salah satunya adalah Pilkada 2018.

“Tahun 2018 ini akan digelar pilkada serentak. Sebanyak 171 daerah menggelar pilkada. Sementara itu, tahun 2019 ada dua hajatan penting yakni Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Sinergi antara TNI dan Polri mutlak diperlukan demi suksesnya hajatan politik,” tambah kandidat doktor Universitas Brawijaya Malang itu.

BACA JUGA: Hadi Butuh Kerja Nyaman, Wajar Keputusan Gatot Dibatalkan

Dia menambahkan, diplomasi gencar yang dilakukan TNI juga penting untuk memantapkan barisan guna menghadapi ancaman.

“Di era digital sekarang ini, perang bukan hanya dalam bentuk fisik. Perang bisa dalam bentuk lain, seperti perang siber,” terang Simon.

Menurut Simon, perang siber merupakan perang dunia maya yang bertujuan melemahkan keamanan negara melalui akses terbuka data negara dan warga melalui jejaring information and communication technology (ICT).

“Sekarang ini, adu domba dan fitnah bisa disebarkan melalui jejaring sosial. Kondisi ini tentu bisa menjadi ancaman jika tidak ditangkal sedini mungkin,” ujar Simon.

Karena itu, Simon menyambut baik upaya panglima TNI yang secara responsif melakukan konsolidasi dan diplomasi untuk memperkuat soliditas.

Tidak hanya kepada semua matra di TNI, tapi juga lembaga lain seperti Polri.

“Saya bangga dengan langkah responsif panglima TNI. Saya sangat yakin melalui upaya diplomasi yang dilakukan saat ini, upaya memperkuat soliditas demi menyukseskan aganda-agenda strategis pemerintah akan lebih mudah terealisasi,” ucap penulis buku berjudul Intelijen di Era Digital itu. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan 250 Ribu Personel demi Amankan Natal dan Tahun Baru


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler