jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyatakan, terlalu dini jika keinginan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk pensiun dikaitkan dengan kontestasi politik 2019. Apalagi masa aktif Tito di Polri masih sampai 2022.
"Masa jabatan Pak Tito masih lama. Lagi pu?a tak elok rasanya mengundurkan diri di tengah jalan hanya karena ingin masuk politik. Tak harus jadi presiden atau wakil presiden untuk membangun bangsa ini," ujar Adi kepada JPNN, Kamis (13/7).
BACA JUGA: Pilpres 2019: Jangan Kaget Seandainya Jokowi Memilih Pak Luhut
Meski demikian, sambung Adi, jika Tito memang memilih pensiun dini dan terjun ke politik politik maka bursa Pemilihan Presiden 2019 akan makin ramai. Apalagi Tito merupakan sosok muda yang penuh prestasi sehingga punya daya tarik tersendiri.
Bukan tidak mungkin Joko Widodo (Jokowi) menggaet Tito untuk menjadi pendamping di Pilpres 2019. "Jadi kemungkinan Pak Tito dilirik Jokowi sebagai calon wakil presiden di 2019 tentu ada, tapi kecil," ucap Adi.
BACA JUGA: Kapolri dan Menko Polhukam Bakal Koordinasi Soal Penindakan Ormas Anti-Pancasila
Selain itu Adi juga mengatakan, sampai saat ini ada sejumlah nama yang bisa menjadi figur calon wakil presiden pendamping Jokowi. "Sebut saja misalnya nama Agus Harimurti Yudhoyono, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Luhut Binsar Panjaitan dan lain-lain," katanya.
Namun, kata Adi menegaskan, Jokowi tentu akan memilih pasangan yang memiliki insentif elektoral memadan dan matang dalam politik. Hal itu demi menambah peluang memenangi Pilpres 2019.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Soal Terjun ke Politik, Panglima Diminta Bersabar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres 2019: Jokowi Siapkan Jenderal Tito jadi Cawapres?
Redaktur : Tim Redaksi