Sepertinya Kemenhub Lembek soal Lion

Sabtu, 03 November 2018 – 23:32 WIB
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai kecelakaan Lion Air JT610 merupakan antiklimaks wajah penerbangan nasional. Menurut Tulus, sebenarnya dalam dua tahun terakhir ini wajah penerbangan nasional sudah membaik hingga memperoleh apresiasi positif dari dunia internasional.

Tulus mengatakan, Uni Eropa sudah membuka wilayah udaranya untuk maskapan penerbangan nasional. Selain itu, Federal Aviation Administration (FAA) atau Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat juga memasukkan Indonesia dalam rating pertama.

BACA JUGA: 3 Jenazah Korban Lion Air JT610 Teridentifikasi, Total 7

"Jadi, kita sudah mendapatkan apresiasi yang tinggi, tapi dengan kasus Lion Air yang terakhir ini bisa men-downgrade reputasi penerbangan Indonesia karena kemudian menjadi antiklimaks," ujar Tulus dalam diskusi bertema Awan Hitam Penerbangan Kita di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11).

Tulus menambahkan, sanksi dari Kementerian Perhubungan selaku regulator terhadap maskapai masih lembek. "Sanksi Kemenhub terhadap Lion Air dalam berbagai kasus termasuk kasus JT610 ini terlihat lembek," jelasnya.

BACA JUGA: Ini 4 Identitas Korban Lion Air JT610 yang Teridentifikasi

Dia menjelaskan, tingkat pelanggaran dengan sanksi yang diberikan tidak seimbang.  Padahal, konsumen punya hak atas keselamatan dan kenyamanan.

Dia mengatakan, sanksi dari Kemenhub tidak cukup hanya mencopot direktur teknik Lion Air. Selain itu, langkah Kemenhub tidak cukup hanya dengan duait terhadap maskapai penerbangan murah atau low cost carrier itu.

BACA JUGA: Ini 4 Identitas Korban Lion Air yang Sudah Teridentifikasi

"Walaupun tarif bukan hal yang patut diaudit, tapi saya lihat nyali Kemenhub dalam berhadapan dengan Lion Air lembek," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan KSAU Soroti Disiplin Penerbangan di Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler