Sepi, Banyak Panti Pijat di Dolly Dijual

Minggu, 24 Agustus 2014 – 16:01 WIB
DITAWARKAN: Tempat Pijat Kalimantan di Dolly yang beberapa waktu lalu digerebek satpol PP akhirnya akan dijual pemiliknya. Foto: Frizal/Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA – Eks lokalisasi Dolly-Jarak makin redup dan mulai ditinggalkan. Bahkan, sekitar empat rumah yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat pijat dijual pemiliknya.

Berdasar pantauan di lapangan, bangunan itu terletak di Jalan Jarak yang menjadi lalu-lalang kendaraan. Tulisan ’’dijual cepat’’ diletakkan pada spanduk besar berikut nomor telepon yang bisa dihubungi. Tulisan serupa bisa ditemui di tiga bangunan lain di jalan besar tersebut.

BACA JUGA: Jasad Yosep Membusuk di Kamar Kos

Menurut infomasi yang dihimpun, bangunan itu dulu difungsikan sebagai tempat pijat. Pada razia besar-besaran Sabtu (9/8) dua pekan lalu, panti pijat bernama Kalimantan tersebut didatangi petugas gabungan dari Pemkot Surabaya, polisi, dan TNI. Para perempuan yang menjadi tukang pijat juga dibawa petugas satpol PP ke markas mereka untuk didata.

Belakangan, diketahui bahwa panti pijat itu belum selesai mengurus izin. Para tukang pijat yang mayoritas berasal dari luar Surabaya tersebut lantas dibawa ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih. Nah, dengan kejadian itu, pemiliknya diduga menutup usaha dan ingin beralih lagi.

BACA JUGA: Wali Murid Tolak Pungutan, Fasilitas Siswa Dipreteli

Camat Sawahan Muslich Haryadi sudah mendengar kabar soal Panti Pijat Kalimantan yang berhenti beroperasi tersebut. Dia juga telah berkomunikasi dengan pemiliknya. ’’Pemilik (panti pijat) itu, tampaknya, ingin buka usaha lain. Jadi, tempatnya dijual,’’ ungkap dia Sabtu (23/8).

Bahkan, Muslich pernah menawarkan agar eks panti pijat tersebut bisa dibeli pemkot. Sebab, saat ini pemkot memang mencari banyak lahan di eks lokalisasi Dolly-Jarak untuk dibeli dan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

BACA JUGA: Bocah Ini Kabur dari Rumah Karena Dipukuli dan Dirantai

Dia mengungkapkan, lokasi bangunan di area eks Dolly-Jarak itu sebenarnya sangat strategis untuk membuka usaha. Sebab, Jalan Jarak yang menjadi akses utama merupakan jalur alternatif dari Jalan Mayjen Sungkono menuju Pasar Kembang.

Namun, kondisi jalan yang hanya satu jalur tersebut kadang membuat lalu lintas sedikit macet bila ada mobil yang berhenti di pinggir jalan. Selain rawan macet, area yang sempit dan sedikitnya ruang parkir bakal menjadi kendala. ’’Tapi, di beberapa titik, ada tempat yang luas. Misalnya, di Jalan Jarak 60,’’ jelasnya.

Muslich memprediksi, harga bangunan di eks lokalisasi Dolly-Jarak saat ini menurun. Sebab, kawasan yang dulu ramai oleh ingar-bingar perempuan berdandan seksi dan suara keras musik itu sudah sepi. Sumber ekonomi masyarakat sekarang sedang mencari bentuk baru untuk bisa bangkit lagi. ’’Setelah semua pulih lagi, saya yakin harga tanah dan bangunan bakal lebih bagus lagi,’’ tuturnya.

Di tempat terpisah, Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya Eko Haryanto menyebutkan bahwa sedikitnya sudah ada enam rumah eks wisma di lokalisasi Dolly-Jarak yang akan dibeli pemkot. Namun, pemilik rumah tersebut harus menunjukkan lebih dulu alas hak yang dimiliki. Alas hak itu penting untuk mengetahui status tanah dan rumah yang bakal dijual kepada pemkot tersebut. ’’Kepemilikannya masih dipastikan,’’ kata dia.

Menurut rencana, rumah itu bisa dibeli pada tahun ini juga. Selanjutnya, pemkot mengalihfungsikan rumah tersebut menjadi tempat umum yang berguna bagi masyarakat. Misalnya, rumah itu difungsikan untuk taman bacaan dan tempat olahraga.(jun/c14/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Tahun Lenyap Akibat Tsunami, Ucok Belum Disunat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler