jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Meutya Hafid mengungkap bahwa sampai saat ini belum ada surat usulan nama calon Panglima TNI pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo dari Presiden Joko Widodo.
Menurut Meutya, pada prinsipnya untuk urusan pertahanan tidak boleh grasa grusu. Namun demikian, Meutya mengatakan juga tidak boleh ada proses yang berlama-lama.
BACA JUGA: Ribuan Mahasiswa UIN Malang Selfie Bareng Gatot
Karena itu, Meutya yakin presiden paling tahu kapan waktu yang tepat untuk mengusulkan pergantian panglima yang akan memasuki masa pensiun itu.
"Jadi tidak usah mendorong-dorong ataupun melama-lamakan karena nanti saya yakin presiden punya timing yang tepat menyerahkan nama tersebut," kata Meutya di gedung DPR, Jakarta, Senin (27/11).
BACA JUGA: AWAS! Kelompok Lain Bisa Hancurkan Negara Tanpa Senjata
Politikus Partai Golkar itu mengatakan dalam pemilihan panglima ada banyak aspek yang menjadi pertimbangan.
Menurut dia, rotasi antarmatra memang menjadi salah satu aspek. Namun, itu tidak menjadi keharusan untuk diikuti mengingat ada aspek kondisi sosial politik yang harus dicermati oleh presiden.
BACA JUGA: Hanafi Enggan Berspekulasi soal Panglima Baru TNI
"Sehingga kembalikan lagi pada presiden, karena presiden yang paling tahu keperluan kondisi sosial politik ini," ungkapnya.
Dia mengatakan Komisi I DPR bersifat terbuka saja. Silakan saja presiden jika mau mengusulkan nama dari Angkatan Udara, Angkatan Laut atau Angkatan Darat. "Itu (tentu) sudah dikaji pemerintah dalam hal ini presiden," tegas mantan wartawan ini. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Pengganti Gatot Nurmantyo? Ini Bocorannya
Redaktur & Reporter : Boy