Serang Libya, Inggris Habiskan Rp1,65 Triliun

Jatuh Korban Sipil, Kadhafi Tuding NATO Pembunuh

Jumat, 24 Juni 2011 – 11:46 WIB
TRIPOLI - Misi serangan udara NATO di Libya terus memicu kontroversiSehari setelah Italia meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut berhenti melancarkan serangan udara, kemarin (23/6) pemimpin Libya Muammar Kadhafi menuding pasukan NATO sebagai pembunuh

BACA JUGA: Jadi Intel Israel, Pria Mesir Dihukum 25 Tahun

Alasannya, selalu jatuh korban warga sipil Libya dalam setiap serangan yang dilancarkan NATO ke Kota Tripoli


"Libya akan memerangi kaum barbar dan para penindas asing sampai titik darah penghabisan," ujar tokoh 68 tahun tersebut dalam rekaman suara yang ditayangkan stasiun televisi nasional Libya pada Rabu malam (22/6) waktu setempat atau dini hari kemarin WIB (23/6)

BACA JUGA: Jabatan Belum Habis, Sekjen PBB Ban Ki-moon Kembali Dilantik

Kadhafi yakin NATO sengaja melakukan pembunuhan lewat misi udara di Libya
Apalagi, awal pekan ini beberapa keluarga orang dekat Kadhafi tewas dalam serangan NATO

BACA JUGA: Katolik vs Protestan Bentrok di Irlandia



Senin lalu (20/6) NATO melancarkan serangan udara di kawasan Sorman, Tripoli, menghancurkan rumah penasihat Kadhafi, al-Khuwailidi al-HumaidiAkibat serangan itu, tiga cucu Humaidi dan menantu perempuannya tewasSaat rezim Kadhafi memprotes, NATO berdalih bahwa serangan itu sudah sesuai targetSebab, kediaman Humaidi itu juga berfungsi sebagai pusat komando militer Kadhafi

Tetapi, Kadhafi tidak terima dengan penjelasan ituDia menyangkal kediaman Humaidi berfungsi ganda sebagai pusat komando militer"Jika intelijen Anda benar-benar andal, seharusnya Anda tahu bahwa ada anak-anak yang tinggal di dalam rumah tersebutDasar pembunuh!" seru KadhafiDia berjanji membalas serangan NATO tersebut pada anak-anak dan warga sipil Eropa

Dalam rekaman itu, Kadhafi terdengar sangat marahApalagi, setelah NATO menegaskan bahwa serangan yang mereka lancarkan sudah sesuai dengan hukum internasional yang berlakuSekjen NATO Anders Fogh Rasmussen menyebut misi udara yang dilancarkan justru bertujuan melindungi warga sipil Libya dari kekejian tentara KadhafiKarena itu, dia akan terus melanjutkan misi tersebut.

"Setan pun akan malu atas kebohongan-kebohongan dan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan musuh Libya," tegas Kadhafi menanggapi pernyataan RasmussenDia bersikeras akan melanjutkan perlawananSebelum pasukan koalisi di bawah NATO hengkang dari Libya, dia pun tetap bertahan.

Dalam kesempatan itu, Kadhafi juga menyerukan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB agar mengirim tim khusus untuk menginvestigasi serangan udara NATO yang telah menewaskan warga sipil LibyaTetapi, dia tidak mau DK menerjunkan utusan dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan PrancisDia menyebut tiga negara besar itu sebagai kriminal

Rabu lalu (22/6), Menteri Luar Negeri Italia Francisco Frattini mengimbau NATO menghentikan sejenak serangan udaranya ke Libya"Perlu gencatan senjata segera agar tim kemanusiaan bisa membantu warga Libya," ujarnyaDia juga mendesak NATO meningkatkan kemampuan intelijen demi menghindari jatuhnya lebih banyak korban sipil

Italia, yang dulu menduduki Libya, masih terus membina hubungan baik dengan bekas negara koloninya itu sampai kiniHubungan dagang kedua negara juga cukup solidMeski mengizinkan NATO memakai pangkalan militernya dan mendukung misi udara di Libya, Italia tak sengotot Inggris dan Prancis dalam upaya mengusir Kadhafi.

Sementara itu, Kamis (23/6) kemarin, Inggris melaporkan biaya yang harus dikeluarkan pemerintahan Perdana Menteri (PM) David Cameron dalam mendukung misi udara NATO di LibyaMenteri Pertahanan (Menhan) Inggris Liam Fox membeberkan bahwa aksi militer di Libya menghabiskan dana sekitar GBP 40 juta (sekitar Rp548,5 miliar) per bulanItu berarti dalam tiga bulan ini Inggris keluar uang sekitar Rp1,65 triliun"Jika misi itu berlanjut, militer Inggris harus membelanjakan lebih banyak lagi," katanya
 
Menurut Fox, London harus menyediakan dana GBP140 juta atau sekitar Rp1,9 triliun untuk terus mendukung misi NATODana itu bakal dipakai untuk memperbarui amunisi militer dan mengganti sejumlah rudalSejak misi serangan udara dimulai 19 Maret lalu, militer Inggris sudah menerbangkan sedikitnya 200 jet tempur dan helikopter ke Libya(AP/AFP/BBC/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Italia Lolos dari Mosi Tak Percaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler