jpnn.com - KAIRO - Kelompok militan Al Qaeda melansir sebuah pernyataan yang mengejutkan. Seorang komandan organisasi teroris di Yaman menyatakan permintaan maaf karena sejumlah pejuangnya mengabaikan perintah dengan menyerang sebuah rumah sakit di dekat Kementerian Pertahanan. Serangan tersebut merenggut 52 nyawa.
Qassim al-Rimi, komandan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), dalam sebuah video yang diunggah di situs militan itu menyatakan, penyerang sudah diperingatkan agar tidak masuk ke rumah sakit di kompleks kementerian tersebut. Mereka juga dilarang masuk ke tempat ibadah. Namun, lanjut dia, seorang militan mengabaikannya.
BACA JUGA: Malam Natal di Amerika Diprediksi Cerah
"Sekarang kami mengakui kesalahan kami," ujar al Rimi dalam video yang dirilis Sabtu malam (21/12) oleh media Al Qaeda, Al Mallahem. "Kami menyatakan permintaan maaf yang mendalam dan ikut berbelasungkawa kepada keluarga korban. Kami akan bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi dan akan membayar uang darah kepada keluarga korban," tambahnya.
Permintaan maaf tersebut diyakini terdorong oleh siaran TV nasional Yaman yang mempertontonkan aksi seorang militan menyerang sejumlah dokter dan staf rumah sakit. Sejumlah jihadis Al Qaeda membantah isi video tersebut dan menganggapnya palsu. Namun, kecaman dari berbagai pihak membuat cabang Al Qaeda Yaman terpicu untuk mengeluarkan pernyataan penyesalan yang tidak biasa dilakukan sebelumnya.
BACA JUGA: Dipecat Akibat Ngetwit Sebut AIDS
"Kami ingin membersihkan diri dari apa yang dilakukan saudara kami (penyerang)," tegas al Rimi. "Kami tidak memerintah dia untuk melakukan itu dan kami juga tidak suka dengan apa yang dilakukan," katanya. Namun, al Rimi menegaskan, meski salah, al Qaeda akan tetap melanjutkan perjuangan jihad.
Keaslian video dengan teks berbahasa Inggris tersebut tidak bisa dikonfirmasi meski isinya selaras dengan laporan Associated Press lainnya dan pemberitaan dari media Al Qaeda. Penyerang dan delapan militan lainnya tewas dalam serangan bom bunuh diri di kompleks Kementerian Pertahanan di Sanaa pada 5 Desember. Tujuh warga asing dari Jerman, India, Filipina, dan Vietnam yang melakukan pekerjaan sosial di rumah sakit tersebut tewas.
BACA JUGA: Murdoch Akuisisi Kantor Berita Media Sosial Irlandia
Al Rimi membenarkan klaim Al Qaeda sebelumnya tentang alasan penyerangan terhadap kompleks pemerintahan tersebut. Dia menjelaskan bahwa kantor Kementerian Pertahanan dipakai sebagai markas kontrol pesawat drone dan sejumlah ahli senjata Amerika Serikat. Dia juga menuturkan, markas keamanan yang dipakai Amerika dalam peperangan adalah target yang pantas untuk diserang. (AP/cak/c15/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Inggris Kirim Pesan Natal untuk Prajurit di Afgahistan
Redaktur : Tim Redaksi