jpnn.com - PAMEKASAN - Warga Pamekasan kini mewaspadai penyakit chikungunya. Pernyakit yang awalnya menyerang warga di dua kecamatan sekitar dua pekan lalu itu kini sudah meluas ke kecamatan lain.
Penyakit tersebut tidak hanya menyerang warga biasa. Dokter di wilayah kecamatan juga tidak luput dari penyakit itu. Dia adalah Kepala Puskesmas (Kapuskesmas) Pademawu dr Muzammil. Hingga kini, yang bersangkutan masih dirawat.
BACA JUGA: TKB CPNS Dibatalkan
Sebelumnya, chikungunya hanya menyerang warga di Kecamatan Larangan dan Kecamatan Kadur. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura di lokasi, terdapat 30 warga yang tersebar di dua desa di dua kecamatan. Ada sebagian penderita yang sudah sembuh. Tetapi, banyak pula yang harus menjalani perawatan.
Di dua kecamatan, chikungunya tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak berusia sekitar 10 tahun juga terjangkit penyakit yang disebarkan nyamuk yang sama dengan penyebab demam berdarah dengue. Yakni, nyamuk Aedes aegypti.
BACA JUGA: Terlindas Truk Trailer, Pedagang Sapi Selamat
Chikungunya di dua kecamatan itu belum dapat diatasi. Namun, kini ada warga di kecamatan lain yang juga terserang. Daerah baru yang terserang penyakit adalah Desa Murtajih, Kecamatan Pademawu. Ada kemungkinan bahwa penyakit tersebut meluas ke desa atau kecamatan lain.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura, terdapat 13 penderita chikungunya di Desa Murtajih. Termasuk, dr Muzammil yang merupakan Kapuskesmas Pademawu.
BACA JUGA: Lagi, Pesta Miras Bikin Tiga Orang Tewas
Akhmad Muhlis, warga setempat, mengungkapkan bahwa wabah yang menimpa belasan warga tersebut tidak pernah ada. "Saya berharap pemerintah tidak main-main dengan kejadian ini. Saya meminta pemerintah untuk bergerak cepat dan bertindak dalam menangani penyakit tersebut," tutur pria peraih Madura Awards 2013 tersebut.
Saat dikonfirmasi mengenai wabah chikungunya itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) M. Rusdi Saleh yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan Ismail Bey menyatakan sudah menanggulangi chikungunya. Dia menjelaskan, pihaknya menemukan banyak sarang nyamuk di lokasi warga. "Dinkes sudah melakukan serangkaian penyelidikan dan pemberantasan," tegasnya.
Pemberantasan tersebut meliputi gerakan menutup, menguras, dan menimbun (3M). Juga, memberantas penyakit demam berdarah dengan menaburkan bubuk abate (abateisasi). Penyemprotan (fogging) akan dilaksanakan hari ini.
Rusdi yang baru menjabat Kabid P2PL tersebut mengungkapkan, penyakit itu disebabkan virus chikungunya (CHIKV). Virus tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes africanus, Aedes luteocephalus, Aedes furcifer, atau Aedes taylori.
"Penyakit itu tidak mematikan. Penderitanya akan sembuh setelah seminggu terjangkit penyakit itu," ucapnya.
Menurut dia, gejala penderita penyakit chikungunya adalah demam mendadak, menggigil, nyeri kepala, mual, dan muntah. Juga, nyeri di persendian yang sering disertai pembengkakan, nyeri punggung, dan timbulnya ruam. "Kami sudah melaporkan kepada Dinkes Jatim dan Kementerian Kesehatan. Sebab, ini termasuk kejadian luar biasa (KLB)," ujarnya. (c9/mad/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Molor, Siswa Belajar di Emperan
Redaktur : Tim Redaksi