Serangan Darat Puncak Agresi Israel

Ingin Hancurkan Terowongan Hamas

Sabtu, 19 Juli 2014 – 07:12 WIB

jpnn.com - GAZA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akhirnya melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza. Kamis malam (17/7) Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menginstruksikan ofensif besar-besaran ke perbatasan. Landasan peluncuran roket, terowongan militan, dan gudang senjata militan menjadi target utama IDF.

 

Para pemimpin Israel menyatakan, tujuan utama serangan darat tersebut adalah melemahkan kekuatan militer Hamas. Setelah pertempuran tanpa henti selama 10 hari, operasi militer Israel itu menjadi puncak agresi IDF.

BACA JUGA: MH17 Dirudal, PBB Lakukan Investigasi Internasional

Sebelumnya, IDF melancarkan lebih dari 2.000 serangan udara di perbatasan Israel-Palestina. Militan-militan Gaza pun tidak kalah rajin menembakkan ribuan roket ke Israel.

BACA JUGA: Bawa Peluru, Warga AS Ditahan

Netanyahu memerintahkan operasi darat atas Gaza setelah gencatan senjata sementara gagal menghentikan hujan roket ke wilayah Israel. Gencatan senjata atas prakarsa Mesir itu hanya berlangsung sekitar lima jam.

Sempat menahan diri untuk tidak membalas serangan roket militan-militan Gaza, IDF akhirnya kembali menyerang pada Kamis malam. Kali ini serangan berasal dari darat, bukan udara.

BACA JUGA: Suami Istri Ini Selamat karena Kehabisan Tiket MH-17

Sebenarnya, militer Israel ragu dengan rencana untuk melancarkan operasi darat. Sebab, selain bakal memantik kutuk dunia, serangan ofensif lewat jalur darat jelas akan membahayakan nyawa para serdadunya. Di sisi lain, operasi darat pun tidak selalu membuahkan hasil. Pada 2009 dan 2012, serangan IDF tidak mempan menekuk Hamas dan militan-militan Gaza.

Namun, belakangan, kekuatan militer Hamas melemah. Bahkan, dukungan regional dan internasional terhadap organisasi radikal tersebut juga tidak sekuat dulu. Pertimbangan itulah yang membuat Israel nekat melancarkan serangan darat.

’’Pasukan kami tidak mendapat terlalu banyak perlawanan dalam operasi darat malam pertama,’’ terang pejabat Kementerian Pertahanan Israel.

Netanyahu dan jajaran pemerintahannya belum bisa memastikan lamanya operasi darat IDF atas Gaza tersebut. Mereka hanya memerintahkan para serdadu tetap bertahan di perbatasan selama satu atau dua hari. Selain berkumpul di wilayah utara, serdadu-serdadu Israel bersiaga di sisi timur dan selatan Gaza.

’’Setelah melemahkan pertahanan militan di Gaza, tahap selanjutnya adalah menghancurkan terowongan-terowongan militan,’’ ujar pejabat militer Israel.

Tahap tersebut, menurut dia, bisa memakan waktu hingga sekitar dua pekan. Tampaknya, Israel tidak main-main dengan serangan daratnya kali ini. Tidak hanya mengerahkan armada dan senjata canggih, IDF juga melibatkan pasukan cadangan.

Kemarin media Israel melaporkan, pemerintahan Netanyahu telah mengontak sedikitnya 18.000 tentara cadangan. Pemerintah memanggil mereka agar terlibat dalam operasi darat di Gaza.

’’Kami memilih operasi darat sebagai pilihan terakhir setelah alternatif yang lain gagal. Tanpa operasi darat, kami harus membayar harga yang jauh lebih mahal dari ini,’’ kata Netanyahu. (AP/AFP/Reuters/hep/c23/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selidiki Jatuhnya MH17, Peneliti OSCE Capai Timur Ukraina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler