Serangan Rusia Makin Mengerikan, Ukraina Juga Dihantam Wabah Penyakit Mematikan

Sabtu, 11 Juni 2022 – 20:03 WIB
Arsip - Seorang warga berdiri di samping puing-puing pasar terbuka yang hancur akibat serangan militer, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Sievierodonetsk, Luhansk, Ukraina, 16 April 2022. (ANTARA/Reuters/Serhii Nuzhnenko/as)

jpnn.com, MARIUPOL - Pemerintah Ukraina meminta lebih banyak bantuan dari Barat pada Jumat dengan memohon pengiriman senjata yang lebih cepat untuk menahan serbuan pasukan Rusia yang bersenjata lebih baik.

Selain itu, Ukraina juga meminta bantuan kemanusiaan guna memerangi penyakit mematikan.

BACA JUGA: Bahas Krisis Pangan, Dubes Rusia Tak Sedikit pun Singgung Perang di Ukraina

Di Sievierodonetsk, kota kecil yang menjadi fokus serangan Rusia di Ukraina timur dan salah satu titik paling sengit dalam perang memasuki bulan keempat, pertempuran hebat terus terjadi.

Di selatan, wali kota Mariupol - yang telah berubah menjadi puing-puing akibat pengepungan Rusia, "mengatakan sistem sanitasi rusak dan mayat membusuk di jalan-jalan.

BACA JUGA: Rusia Harus Tahu, Ukraina Tidak Akan Menerima Hasil Remis

"Ada wabah disentri dan kolera ... Perang telah menelan korban 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan jiwa lagi di Mariupol," katanya kepada televisi nasional.

Dia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Internasional Palang Merah untuk bekerja membangun koridor kemanusiaan untuk memungkinkan penduduk yang tersisa meninggalkan kota, yang sekarang berada dibawah kendali Rusia.

BACA JUGA: Perang Rusia-Ukraina Harus Dapat Perhatian Khusus dari Pemerintah Indonesia

Dalam gambaran dampak perang yang lebih luas, badan pangan PBB mengatakan pengurangan ekspor gandum dan komoditas makanan lainnya dari Ukraina dan Rusia dapat menimbulkan kelaparan kronis bagi lebih dari 19 juta orang secara global selama tahun depan.

Presiden Volodymyr Zelenskiyy menyerukan agar Ukraina dimasukkan sebagai bagian dari Barat, dengan jaminan yang mengikat untuk perlindungannya.

Ia juga meminta Uni Eropa agar menerima Ukraina sebagai calon anggota dan mengatakan pada konferensi di Kopenhagen melalui videolink: "Uni Eropa dapat mengambil langkah bersejarah yang akan membuktikan bahwa kata-kata tentang orang-orang Ukraina sebagai keluarga Eropa bukan hanya terbatas kata-kata."

Perang di timur, di mana Rusia memusatkan perhatiannya, sekarang menjadi pusat pertempuran artileri di mana Kyiv mengalami kesulitan untuk mempertahankan diri, kata para pejabat Ukraina.

Kondisi dapat dibalikkan hanya jika Barat memenuhi janji untuk mengirim persenjataan yang lebih banyak dan lebih baik termasuk sistem roket yang telah dijanjikan Washington dan negara lainnya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler