Serangan Sayap PKS ke Ahok Dinilai Salah Alamat

Sabtu, 29 Maret 2014 – 13:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Pernyataan organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera Gema Keadilan yang menolak jika Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggantikan posisi Joko Widodo sebagai gubernur, menuai reaksi beragam.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai perdebatan yang terjadi sangat tidak menguntungkan bagi Jakarta.

BACA JUGA: Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin Berhati Nurani

”Ini debat kusir yang tidak ada untungnya, protes yang dilakukan Gema Keadilan terhadap Ahok  juga salah alamat,” kata Hendri dalam keterangan persnya, Sabtu (29/3).

Menurut Hendri, sebaiknya perdebatan ini diakhiri saja. Akan lebih baik dan ideal jika berdebat soal program. ”Debat program sajalah. Ahok kan punya program, nah bila program tersebut tidak pas untuk Jakarta silahkan Gema Keadilan sampaikan keberatannya," katanya.

BACA JUGA: Kalangan Santri Dukung Jokowi

Sebaliknya, Hendri menambahkan, Gema Keadilan juga jangan sungkan mengemukakan program mereka. Tentu saja program tersebut untuk kemajuan Jakarta secara keseluruhan.

"Nah, Ahok juga harus memperbaiki komunikasi politiknya. Inilah perbedaan yang ada di Jakarta, tidak perlu terlalu reaktif,” ujarnya.

BACA JUGA: Ini Cara PKS Menghindari Capres Boneka

Menurutnya, berdasarkan Undang-undang, jika Jokowi kelak terpilih menjadi presiden atau mundur dari jabatannya sebagai gubernur, maka secara otomatis tampuk kepemimpinan DKI Jakarta akan jatuh ke Wagub, Ahok.

Karenanya, Hendri menegaskan, kalau mau marah jangan kepada Ahok. "Dia (Ahok) ini kan hanya ketiban pulung saja. Dia naik jadi gubernur karena Jokowi jadi capres. Harusnya marah ke partai yang mencalonkan Jokowi (jadi capres), itu pun kalau Gema Keadilan punya nyali,” ungkap Hendri.

Ia juga mendorong Gema Keadilan untuk menjelaskan metode yang digunakan saat melakukan riset. "Hasil riset hingga 93 persen itu sangat dahsyat. Gema Keadilan perlu menjelaskan kepada masyarakat metode surveinya, jangan sampai metode yang digunakan adalah metode pertanyaan jeruk makan jeruk sehingga hasilnya mutlak dan terarah," jelas Hendri. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebut Prabowo Terlalu Sadis Sindir Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler