jpnn.com, SURABAYA - Banyak calon mahasiswa baru yang membuang kesempatan masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Hal tersebut bisa dilihat saat batas terakhir daftar ulang dua jalur seleksi prestasi akademik nasional (SPAN) dan ujian masuk (UM) perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN).
BACA JUGA: 600 Camaba Unair Tak Daftar Ulang, Masih Banyak Kursi Kosong
Akibat kuota kosong, PTN harus mengutak-atik jumlah penerimaan mahasiswa baru.
Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), ada kuota 1.561 mahasiswa baru yang disediakan dalam SPANPTKIN.
BACA JUGA: Menteri Nasir Jamin Tak Ada Lagi Diskriminasi PTN dan PTS
Dari jumlah tersebut, 40 persen atau 622 orang tidak mendaftar ulang pada Senin (16/7).
Terbaru, 425 orang tercatat tidak melakukan daftar ulang untuk jalur UMPTKIN hingga batas terakhir Rabu (1/8). Total, dari dua jalur tersebut, 1.047 orang tidak melakukan daftar ulang.
BACA JUGA: Bentuk Paguyuban Rektor untuk Cegah Radikalisme di Kampus
Mereka sudah dinyatakan diterima. Namun, mereka tidak membayar uang kuliah tunggal (UKT).
Selain itu, mereka tidak mengumpulkan berkas sebagai persyaratan utama yang telah ditentukan.
''Secara otomatis gugur,'' ungkap Kabag Akademik UINSA Abdullah Rofiq Mas'ud.
Pembayaran UKT disesuaikan dengan kondisi ekonomi setiap mahasiswa. Mahasiswa bisa mengajukan sesuai dengan kemampuan.
Setelah itu, pihak kampus memverifikasi data mahasiswa. ''Ada yang sesuai dan ada yang tidak,'' jelas Rofiq.
Pihak kampus melakukan riset data mahasiswa melalui berbagai cara. Salah satunya melihat media sosial mahasiswa.
''Pasti terlihat dari sana. Mereka benar-benar tidak mampu atau mampu sesuai dengan UKT,'' terangnya.
Jumlah kuota yang gugur itu tersebar di 24 program studi (prodi) yang disediakan untuk jalur PTKIN.
Prodi yang paling banyak ditinggalkan pada kedua jalur sama. Yaitu, prodi ekonomi syariah.
Sebanyak 48 orang tidak melakukan daftar ulang di jalur SPANPTKIN dan 52 orang tidak daftar ulang di jalur UMPTKIN.
Menurut Rofiq, banyak faktor yang membuat siswa membuang kesempatan untuk masuk di kedua jalur tersebut.
PTN menganalisis penyebab-penyebab yang memungkinkan. Misalnya, pilihan prodi tidak sesuai dengan keinginan siswa.
''Bisa karena paksaan orang tua atau pihak sekolah," jelasnya. Selain itu, siswa dimungkinkan telah diterima di PTN lain.
Saat ini, UINSA sedang fokus untuk melaksanakan jalur masuk terakhirnya. Yakni jalur mandiri.
Ujian berbasis komputer telah dilaksanakan selama dua minggu. Sebanyak 4.122 orang mendaftar pada jalur tersebut. (din/c19/ady/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentuk Paguyuban Rektor untuk Cegah Radikalisme di Kampus
Redaktur & Reporter : Natalia