jpnn.com, JAKARTA - Serikat pekerja PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) buka suara soal tudingan terhadap jajaran direksi menonton belly dance atau tari perut di sebuah restoran.
Hal itu disampaikan empat serikat pekerja TransJakarta terdiri dari FSPTI, KSPSI, SPDT, dan FSPMI.
BACA JUGA: Direksi TransJakarta Menonton Tari Perut, Bang Tigor: Ini Jelas Bejat
Kuasa hukum empat serikat pekerja tersebut, Ade Darajat Martadikusuma, mengatakan peristiwa dalam video adalah pertemuan antara jajaran direksi dengan empat serikat pekerja TransJakarta.
"Tidak benar video yang beredar itu adalah pertemuan (direksi TransJakarta) dengan pihak operator," kata Ade kepada wartawan, Jumat (10/12).
BACA JUGA: Soal Direksi TransJakarta dan Tari Perut, Ferdinand Sentil Anies Baswedan
Adapun pertemuan itu terjadi sebuah restoran kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Juli 2020.
Dalam pertemuan itu membahas permasalahan TransJakarta yang berkembang pada saat itu.
BACA JUGA: Perekat Nusantara: Kapolri Tidak Berwenang Mengangkat 57 Eks Pegawai KPK
Ade menjelaskan pertemuan itu juga dilaksanakan di luar jam kerja.
"Semua yang hadir dalam pertemuan itu tidak mengetahui bahwa restoran tersebut menyediakan entertain belly dance (tari perut)," ujar Ade.
Menurut Ade, penari tersebut muncul secara tiba-tiba untuk menghibur seluruh pengunjung restoran, bukan dikhususkan untuk direksi dan pegawai TransJakarta.
Serikat pekerja TransJakarta juga menjelaskan peristiwa dalam video itu tak ada kaitannya dengan kecelakaan bus yang terjadi belakangan.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video tersebut guna menghargai keluarga serta kerabat dari individu yang terlihat dalam video tersebut," ujar Ade. (cr1/jpnn)
Redaktur : Friederich
Reporter : Dean Pahrevi