Serikat Pekerja Menilai Kerugian Akibat Perpanjangan Kontrak JICT Makin Nyata

Selasa, 26 Maret 2024 – 20:06 WIB
SP JICT saat rapat dengan Komisi VI DPR RI terkait kondisi keuangan JICT. Foto: dokumentasi SP JICT

jpnn.com, JAKARTA - Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) menyoroti penurunan kinerja keuangan anak usaha BUMN Pelindo tersebut akibat perpanjangan kontrak.

JICT bahkan sempat mengalami kerugian pada 2020. Hal itu dikhawatirkan bakal mengancam keberlangsungan pelabuhan yang telah menjadi pintu gerbang ekonomi nasional selama lebih dari dua dekade.

BACA JUGA: Kantongi Sertifikasi ISO 22301:2019, JICT Pastikan Keandalan Pelabuhannya

Sekretaris Jenderal SP JICT Zufansyah mengatakan penurunan kinerja keuangan perusahaan sudah dapat diprediksi sejak awal.

Penurunan tersebut merupakan akibat dari perhitungan konsultan yang agresif tanpa berbasis data akurat namun tetap dijadikan landasan perpanjangan kontrak JICT.

BACA JUGA: Info Terkini Kasus Oknum Polisi Vs Debt Collector di Palembang, Oalah

Menurut dia, perpanjangan kontrak JICT memang disetel untuk kepentingan utang global bond guna mendanai pembangunan beberapa mega proyek di era RJ Lino.

Akibatnya, kerugian JICT yang terjadi pada tahun 2020 bukan hanya karena covid, tetapi juga disebabkan rapuhnya fundamental JICT akibat klausul "rental fee" dengan skema fix sebagai jaminan bayar global bond yang terus memberatkan perusahaan.

BACA JUGA: BNPB Merilis Dampak Gempa Tuban Bermagnitudo 6,5

"Sejak tahun 2014, SP JICT sudah menyatakan perpanjangan kontrak JICT bermasalah dan cenderung dilakukan terburu-buru," ucap Zufansyah dalam keterangan di Jakarta, Selasa (26/3).

Oleh karena itu, katanya, SP sudah mengingatkan berbagai pihak agar proses perpanjangan kontrak JICT sebagai aset strategis nasional dilakukan secara hati-hati.

"Bagus bisa dikelola secara mandiri, pun diperpanjang harus menguntungkan negara dengan memperhatikan aspek keberlangsungan perusahaan dan pekerja. Tetapi kenyataannya keadaan JICT semakin sulit,” tuturnya.

Zulfansyah menyatakan menurunnya kinerja keuangan berdampak pada minimnya kapasitas perusahaan untuk melakukan investasi pada fasilitas terminal peti kemas JICT, seperti lapangan penumpukan, peralatan bongkar muat, teknologi, dan peningkatan kemampuan SDM.

Dia mengatakan infrastruktur JICT yang sudah lebih dari 20 tahun beroperasi, jika tidak segera dilakukan peremajaan, perbaikan, dan penggantian dikhawatirkan mengganggu kinerja pelayanan operasional.

"Begitupula terhadap peningkatan SDM. Jika tidak ada inisiatif perbaikan, pada akhirnya kinerja keuangan JICT akan semakin terpuruk," kata dia.

Masalah ini menurut dia sudah disampaikan SP JICT kepada Komisi VI DPR RI dan dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Rabu pekan lalu.

SP juga menyambut baik rencana Komisi VI yang akan menindaklanjuti permasalahan JICT dengan Kementerian BUMN dan pemegang saham.

"Sebelumnya kami juga telah menyampaikan kepada Pelindo dan Hutchison. Harapannya, ada solusi terbaik agar JICT tetap sustain dan tidak semakin terpuruk,” kata Zulfansyah.(fat/jpnn.com)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler