jpnn.com - JAKARTA - Politikus Gerindra Syarif menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama sudah terlalu besar kepala, sehingga tidak mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain.
Akibatnya, pria yang akrab disapa Ahok itu terus melakukan blunder alias kesalahan yang merugikan dirinya sendiri.
BACA JUGA: Empok Sylvi Bernyanyi di Hadapan Relasi
Karenanya, sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandiaga itu tak kaget elektabilitas Ahok terus menurun sejak Juli lalu, sebagaimana digambarkan survei terbaru LSI.
"Makin lama menunjukan elektabilitasnya turun ya karena dirinya sendiri. Sombong, angkuh, tidak mau dikritik, kalah oleh dirinya sendiri," ujar Syarif di posko pemenangan Anies-Sandiaga, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/10).
BACA JUGA: Baliho Dirusak, Suhu Politik Mulai Panas
Blunder yang dilakukan Ahok antara lain menyebut calon wakil gubernur Sandiaga Uno pengemplang pajak karena ikut program tax amnesty.
Terang saja pernyataan itu membuat Ahok kebanjiran kritik dari berbagai pihak. Bahkan PDIP juga ikut mengecamnya.
BACA JUGA: Timses Anggap Wajar LSI Sebut Ahok-Djarot Berpotensi Kalah
Mantan bupati Belitung Timur itu dianggap merusak kerja keras Presiden Joko Widodo dan jajarannya membujuk masyarakat untuk ikut tax amnesty.
Selain itu, Ahok juga dinilai tidak etis karena menuding lawan politiknya melakukan pelanggaran hukum tanpa bukti.
Blunder lainnya adalah permintaan Ahok agar publik tak menggunakan surat Al Maidah ayat 51 sebagai alasan tidak memilih dirinya.
Pernyataan Ahok itu dinilai tidak pantas karena sama saja melarang orang lain menjalankan ajaran agama.
Protes pun berdatangan terutama dari tokoh dan ormas agama Islam. Bahkan ada ormas Islam yang sudah melaporkan Ahok ke Bawaslu DKI Jakarta.
Sementara dari sisi kebijakan, penggusuran membabi buta yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta selama masa pemerintahan Ahok, bisa dikatakan sebagai blunder terbesarnya.
Kegagalan Ahok memberi pemahaman dan kompensasi setimpal kepada korban penggusuran, telah membuatnya dimusuhi banyak warga ibu kota.
"Petahana itu gagal fokus, inginnya melakukan penertiban, tetapi tujuannya blunder. Dalam kajian kami, penggusuran itu tidak tepat pendekatannya, tapi dikritik enggak mau," ujar Syarif. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Serangan Balik! Fayakhun Sindir Ruhut Anak Kemarin Dulu
Redaktur : Tim Redaksi