jpnn.com, BOLAANG MONGONDOW - Nathan Turangan, siswa Kelas V SDN 1 Imandi ,Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulut, mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Jasadnya ditemukan tergantung di dapur rumahnya di Kelurahan Imandi, Rabu (7/2) sekitar pukul 10.30.
BACA JUGA: Mbak Siti Sudah di Ujung Tower, Setelah Dirayu, Hamdalah...
Yang memiriskan, bocah berusia 12 tahun ini, diduga mengakhiri hidup lantaran depresi akibat sering diejek teman-temannya di sekolah.
“Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya di sekolah sering diejek teman-temannya. Merasa minder. Jadi dia diduga depresi karena di-bully sehingga mengakhiri hidupnya," ungkap Kapolsek Dumoga Timur Iptu Nico Tulandi.
BACA JUGA: Pria Lompat ke Kereta Api saat Melintas di Stasiun Cikini
Informasi dirangkum Manado Post (Jawa Pos Group), pagi itu Nathan yang sejak umur setahun sudah ditinggal ibunya, sempat ditegur sang ayah, Jefri ‘Fivi’ Turangan (45). Alasannya, Nathan sudah tiga hari tak masuk sekolah.
Fivi kemudian berbelanja roti dan sereal ke warung untuk membujuk anak satu-satunya itu.
BACA JUGA: Perempuan Ini Tenggak Deterjen Lantaran Ditinggal Pacar
“Ketika kembali dari warung, dia menemukan Nathan sudah gantung diri,” cerita Sonny Sondakh, tetangga korban.
Tangis pria yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ini pecah melihat anak yang dia urus sendiri sejak berusia setahun itu, tergantung dengan tali rafia melilit di leher.
Dengan cepat ia menurunkan tubuh anaknya itu, sambil berteriak minta tolong. Tetangga pun berdatangan.
Mereka sempat mengevakuasi Nathan ke puskesmas, namun nyawanya tak tertolong. “Saat itu tubuh Nathan masih hangat. Belum mengeras. Tim medis mengatakan Nathan belum lama meninggal. Kasihan Fivi. Dia menangis histeris. Bahkan beberapa kali jatuh ke lantai. Fivi hanya terus menangis dan memeluk anaknya,” kata Sonny.
Sonny menceritakan, Fivi dan Nathan hanya tinggal berdua di rumah berdinding kayu dan beratap daun kelapa.
Dia juga membenarkan Nathan sejak umur setahun sudah ditinggalkan ibunya. Selama itu pula, Fivi mengurus sendiri anaknya itu.
“Kehidupan sehari-hari mereka sangat baik. Tidak ada terdengar kekerasan dilakukan Fivi kepada Nathan. Kami bersama dengan bekerja menambal ban. Dia ini orangnya baik. Dan ia sangat menyayangi anaknya," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kelas V SDN 1 Imandi Masye Meike Aring menuturkan, Selasa (6/2) lalu adalah hari terakhir Nathan masuk sekolah.
“Saat itu Nathan tak seperti biasanya. Ia ke sekolah hanya menggunakan kaus hitam dan celana merah. Sementara kami membolehkan siswa pakai kaus hanya saat akhir pekan,” ceritanya.
Dia kemudian bertanya pada Nathan kenapa pakai kaus. “Katanya kemejanya kotor. Pada Senin sebelumnya, saya lihat dia pakai kemeja yang sudah lusuh. Kemarin di kelas masih kumpul sama teman-temannya saat jam istirahat," katanya.
Lanjut dia, Nathan dikenal sebagai anak yang ceria dan suka bercanda. “Ia aktif di kelas. Nilai sekolahnya bagus. Masuk sepuluh besar,” tambahnya.
Namun masuk tahun 2018, Natan baru masuk sekolah dua hari. “Saya tanya kenapa baru masuk, katanya ada liburan bersama papanya di Manado. Saya bilang bukan main liburannya panjang sekali, padahal sudah dari Desember," tuturnya. (MP)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakini Kiamat Sudah Dekat, Suami Ajak Anak-Istri Bunuh Diri
Redaktur & Reporter : Soetomo