Sering Kisruh Karena Tidak Kompatibel

Jumat, 25 Februari 2011 – 04:51 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muchtadi menilai penyebab utama kegaduhan di parlemen dan di pemerintahan lebih disebabkan karena tidak kompatibelnya antara sistem di pemerintahan dengan sistem yang ada di parlemen"Kegaduhan yang terjadi di negeri ini disebabkan tidak kompatibelnya antara sistim di parlemen dengan sistem di pemerintahan

BACA JUGA: MK Diminta Putuskan Pemilukada Konut

Akibatnya, sistem presidensil yang diamanatkan konstitusi menjadi presiden sial benaran," kata Burhanudin Muchtadi, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (24/2).

Tidak kompatibelnya dua sistem itu, lanjutnya, semakin diperparah dengan kehadiran koalisi yang tidak jelas dasar dan asas-asas koalisinya
"Dimanapun negara demokrasi di dunia, ada dua dasar atau asas-asas koalisi

BACA JUGA: FPI Ditantang Bersaing di Pemilu 2014

Pertama koalisi atas dasar ideologi dan kedua atas dasar kemenangan minimal
Yang terjadi itu koalisi mitra dengan agenda yang berbeda-beda," tegasnya.

Efeknya, munculah berbagai isu-isu politik yang terjadi di luar kendali koalisi seperti usul hak angket mafia pajak dan sebelumnya hak angket skandal Bank Century

BACA JUGA: Koalisi Tak Efektif Hanya Munculkan Kehebohan

Setgab yang diharapkan sebagai kendali anggota-anggota fraksinya di DPR pun gagal menertibkan anggota, imbuh Burhanudin.

Lebih lanjut Burhanudin Muchtadi mengemukakan tiga opsi untuk meredam kegaduhan politik di negeri ini"Pertama, keluarkan Golkar dan PKS dari koalisi lalu masuk Gerindra dengan konsekuensi kekuatan hanya tinggal sekitar 51 persen di parlemenIni memang tidak nyaman bagi presiden," kata dia.

Untuk mengajak PDI-P, itu sama saja dengan menghadapi tembok besarKecuali Ketua Umum PDI-P Megawati soekarnoputri bisa ditembus oleh Demokrat, maka presiden tentu merasa lebih nyaman, imbuhnyaKalau ini gagal, Burhanudin menyodorkan opsi kedua yakni SBY tetap mempertahankan koalisi tambun yang tidak sehat ini"Kalau SBY bilang koalisi pepesan kosong," tegasnya, mengutip Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Ketiga, buang salah satu peserta koalisi, katakan PKS dan rangkul Gerindra hingga kekuatan di parlemen menjadi 69 persen"Membuang Golkar, itu tidak mungkin karena secara langsung bisa mengancam citra SBY," tuturnyaMenyikapi tiga opsi yang disampaikan Burhanudin Muchtadi, politisi PDI-P Pramono Anung mengatakan bahwa ketiga opsi itu akan membuat mata SBY makin sembab"Tiga opsi yang dilontarkan Burhanudin, itu membikin mata SBY kian sembab karena ketiganya sulit dan berat," tukas Pramono Anung, yang juga Wakil Ketua DPR itu(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Golkar-PKS, SBY Diyakini Mampu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler