jpnn.com - SIMALUNGUN - Mirip adegan film action, Brigadir Jonner Tampubolon nyaris menjadi korban jambret. Dia dikejar-kejar saat melintas di Jalan Siantar-Tanah Jawa.
Bahkan, jam tangan miliknya sempat dijambret. Namun rekan Jonner langsung datang membantu hingga akhirnya dua pelaku berhasil diringkus. Sementara seorang lagi melarikan diri.
BACA JUGA: Si ââ¬ÅBangladeshââ¬Â Licik itu Akhirnya Ditangkap
Menurut keterangan Jonner, aksi kejar-kejaran mulai berlangsung di Nagori Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Rabu (4/3) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat itu, dia dan empat personel Sat Narkoba Polres Simalungun sedang bertugas hendak meringkus target operasi. Jonner sendirian mengendarai sepedamotor, sedangkan empat polisi lainnya menumpang mobil dengan jarak yang cukup jauh di depan korban.
BACA JUGA: Dipereteli, Boeing 737 Numpang Kapal LCT
Namun, di tengah perjalanan, tiga pelaku yang mengendarai dua sepedamotor, memepet Brigadir Jonner dari sisi kiri dan kanan. Jonner pun mempercepat laju kendaraannya.
Jonner mengatakan, di situasi kejar-kejaran tersebut, para pelaku membentak dirinya dan mengucapkan perkataan kotor sembari memaksa dirinya menghentikan kendaraannya.
BACA JUGA: PDIP Jatim Tetap Pilih Risma-Whisnu
Jonner terus berusaha mempercepat laju kendaraannya dan berusaha mengejar mobil rekannya yang melaju jauh di depan.
Akhirnya dia berhasil menyusul mobil tersebut. Jonner kemudian menyalip dan melaju terus di depan. Sementara, para pelaku yang mengendarai dua sepedamotor ikut menyalip mobilDaihatsu Xeniabiru tua. Setelah berhasil menyalip sampai posisinya berada sekitar dua puluh meter di depan mobil, Jonner kemudian berhenti.
Begitu berhenti, pelaku langsung menarik jam tangan Jonner hingga putus. Sementara personel yang berada di dalam mobil yang melihat kejadian itu begegas membantu korban.
Aksi tarik menarik tersebut membuat dua pelaku yang mengendarai sepedamotor Jupiter MX tidak bisa melarikan diri, sedangkan satu pelaku yang lain langsung tancap gas dengan sepedamotor Kawasaki Ninja warna hitam kea rah Tanah Jawa.
"Begitu sudah ada jarak, saya berhenti, tetapi mereka ikut berhenti dan langsung menghampiri serta menarik jam tangan saya sampai putus. Begitu kawan datang dengan maksud memepet sepedamotor kami (sepedamotor korban dan pelaku), satu lagi langsung lari," jelas Jonner sembari memeragakan aksinya saat itu.
Dua pelaku yang diamankan, yakni RKK (16) dan Mulidani (24), warga Nagori Marubun Jaya, Simpang Bunga Merah, Kecamatan Tanah Jawa, dan langsung digiring ke Aspol Jalan Sangnawaluh, Siantar Timur.
Di Aspol, kedua pelaku tidak banyak bicara. Tetapi mereka mengaku saat kejadian kondisi mereka sedang dipengaruhi minuman. "Kami baru habis minum mau pulang. Kami kirain bukan polisi," ujar Mulidani dengan wajah tertunduk sembari berusaha menghindari sorotan kamera.
Senada disampaikan RKK. Pria yang mengaku masih duduk di bangku SMA ini tidak punya niat menjambret. "Nggak niat kayak gitu, Bang. Saya yang bonceng dan Dani (Mulidani) yang mencoba merampas jam. Kami baru minum mau pulang. Saya dan Dani baru sekitar satu tahun berkenalan," ujarnya.
Terpisah, Kapolres Simalungun AKBP Heri Lesmono mengatakan, masih mendalami kasus ini dan akan melakukan tindakan sesuai prosedur. "Kita sesuaikan dengan ketentuan hukum" tukasnya sembari mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli setiap malam untuk mencegah aksi kejahatan serupa.
Ditanya apakah para pelaku termasuk dalam kelompok begal motor, Kasat Reskrim AKP Wilson Pasaribu menimpali bahwa tindakan tersebut merupakan prilaku kenakalan dan tidak ada kaitannya dengan aksi begal, seperti yang kini sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Untuk pelaku di bawah umur, Kasat mengatakan tetap menjalani proses hukum. "Mereka ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal KUHPidana 365 . Kasus ini masih kita dalami. Tetapi kita harapkan agar masyarakat lebih hati-hati, apalagi menlewati jalan yang sepi. Kalau bisa, jangan sampai melintas sendirian," ujarnya.
Diketahui bahwa RKK terdaftar sebagai siswa SMA Melati Pematangsiantar. Bahkan, pihak sekolah, baik rekan maupun sejumlah guru mengaku tidak menduga jika RKK yang sehari-harinya terlihat kalem, terlibat dalam tindakan kriminal.
"Wah! Padahal dia terbilang disiplin. Hampir tidak pernah ada masalah di sini. Dia itu ketepatan siswa pindahan. Dulunya dari SMAN 3 Siantar. Dan di sini, duduk di kelas 3 IPA," jelas salah seorang guru di SMA Melati yang mengaku bermarga Siagian.
Menurut Siagian, setelah mendapat izin kepala sekolah, mereka akan membesuk RKK yang kini mendekam di sel tahanan Satreskrim Polres Simalungun. "Mudah-mudahan nanti ada dispensasi. Apalagi, nggak lama lagi siswa kelas III kan ujian akhir," ujar Siagian. (mag-04/Ing/arr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batu Akik Naga Ditawar Rp 3 M tak Dilepas, Mintanya Rp 20 M
Redaktur : Tim Redaksi