Serukan Vaksin untuk Semua, China Minta Hak Kekayaan Intelektual Diabaikan

Rabu, 29 September 2021 – 23:56 WIB
Petugas kesehatan mengambil vaksin COVID-19 AstraZeneca sebelum disuntikkan di Sentra Vaksinasi Central Park dan Neo Soho Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/5/2021). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa)

jpnn.com, BEIJING - China bersama sejumlah negara mendukung pengabaian hak kekayaan intelektual atas vaksin COVID-19.

Dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC), Selasa (28/9), Chen Xu selaku kepala perutusan China di Jenewa, mendesak sejumlah negara yang memiliki pandangan yang sama dengan agar bertindak aktif dalam menjalin kerja sama terkait pengabaian hak kekayaan intelektual vaksin itu.

BACA JUGA: Ulama Asia Imbau Masyarakat Utamakan Tabayun Soal Vaksin Covid-19 Asal China

Dia juga mengajak semua negara anggota PBB dan pihak-pihak lain untuk memperluas produksi vaksin dan meningkatkan kemampuan produksi vaksin negara-negara berkembang, baik melalui ekspor, donasi, penelitian dan pengembangan bersama, jaringan waralaba, dan transfer pengetahuan.

"Pandemi COVID-19 dan munculnya berbagai varian telah berdampak parah terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di semua negara, terutama di negara berkembang sehingga mengancam kesehatan masyarakat, terutama mereka yang berada dalam situasi yang lebih rentan," ujarnya seperti dikutip media penyiaran China.

BACA JUGA: Sinovac Uji Coba Vaksin COVID-19 untuk Anak di Luar China

Oleh karena vaksin masih menjadi senjata utama dalam memerangi pandemi, Chen menekankan bahwa distribusi vaksin yang tidak merata dan tidak berimbang menjadi tantangan terbesar.

Hal itu juga menjadikan kesenjangan antarnegara yang cukup besar sehingga harus segera diatasi.

BACA JUGA: Korut Sekutu Terdekat China, tetapi Ogah Gunakan Vaksin Sinovac

"Kami menyerukan PBB agar bertindak adil dan menyetarakan distribusi serta membuka akses vaksin COVID-19 secara global," ujarnya.

Chen juga mendesak semua negara agar mendahulukan hak hidup dengan sehat bagi warganya daripada pertimbangan lain, seperti kepentingan ekonomi, politik atau faktor lainnya.

China merupakan salah satu negara terbesar yang memproduksi sekaligus mengekspor vaksin COVID-19. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler