Setahun 4.249 Korban Trafficking di Jatim

Kamis, 11 Oktober 2018 – 22:59 WIB
Begini Cara Mbak Kur Jualan di Facebook. Mbak digiring petugas saat diamankan di Mapolrestabes Surabaya atas kasus perdagangan manusia, Rabu (22/11). Foto Suryanto/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Jawa Timur merupakan penyumbang korban terbanyak Kasus human trafficking (perdagangan manusia). Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim mencatat ada 4.249 korban perdagangan manusia sepanjang 2017.

Hal itu disampaikan Kepala UPT Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P3TKI) Disnakertrans Jawa Timur Budi Raharjo dalam acara International Colloguium di Aula Fakultas Kedokteran Kampus A Universitas Airlangga (Unair).

BACA JUGA: TKI Dijual Online, Kemenlu Layangkan Protes ke Singapura

Budi mengatakan, kasus migran terbesar yang dideportasi dari luar negeri adalah Jatim. Lebih dari 4 ribu korban tersebut dideportasi dari Malaysia.

''Hal itu terjadi karena banyak faktor pengungkit dan pendorong,'' katanya.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Sindikat Penjual Gadis Sukabumi ke Malaysia

Faktor pengungkit, lanjut dia, adanya iming-iming gaji yang lebih besar. Selain itu, kesamaan budaya menjadi faktor banyaknya buruh migran ke negeri jiran.

''Apalagi kalau banyak keluarga yang sudah sukses di sana (Malaysia), itu menjadi penarik warga Indonesia untuk menjadi TKI,'' katanya.

BACA JUGA: Australia Ajak Kerja Sama Indonesia Atasi Human Trafficking

Sementara itu, faktor pendorongnya alasan ekonomi, kemiskinan, dan keterbatasan lapangan pekerjaan.

Karena itu, pertemuan antara pemerintah dan para akademisi, praktisi dan LSM, serta berbagai negara bisa membantu mencari solusi untuk mencegah human trafficking.

''Ada UU baru Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran, peran pemerintah harus besar untuk melindungi WNI yang bekerja di luar negeri,'' jelasnya.

Budi menuturkan, selama ini memang ada beberapa kendala yang terjadi. Sebelumnya, Bandara Juanda merupakan embarkasi transit menuju ke Batam, Singkawang atau Nunutan.

Kini ada embarkasi Juanda yang juga menjadi pemberangkatan internasional langsung ke negara-negara tujuan.

''Ini PR (pekerjaan rumah) baru,'' paparnya.

Anggota Tim Peneliti Human Trafficking Unair dr Linda Dewanti Mkes MHSc PhD mengatakan, pihaknya menggalang pertemuan itu untuk meningkatkan kesadaran semua lapisan masyarakat.

Jadi, upaya preventif tersebut bertujuan agar masyarakat tidak menjadi korban human trafficking. ''Human trafficking karena memang profitnya besar. Ini merupakan bisnis terbesar di dunia,'' paparnya.

Linda menjelaskan, pihaknya menginisiasi praktisi, akademisi, pemerintah, maupun LSM membentuk study center. (ayu/c15/dio/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Tambah Anggur Merah demi Tekan Human Trafficking di NTT


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler