Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara

Selasa, 31 Desember 2024 – 13:30 WIB
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M Panggabean saat menyampaikan refleksi akhir tahun di Jakarta, Rabu (18/12/2024) malam. ANTARA/Mario Sofia Nasution

jpnn.com - Badan Karantina Indonesia pada 18 Oktober 2024 lalu melewati usia pertamanya sejak institusi yang dikenal dengan akronim Barantin itu menjadi lembaga tersendiri di bawah presiden. Berawal dari sebuah unit di Kementerian Pertanian, Barantin kini bertekad meraksasa demi menjaga ketahanan negara.

Laporan Redaksi JPNN.com, Jakarta

BACA JUGA: Ikhtiar Barantin Menjaga Kedaulatan Indonesia di Mata Dunia

Sahat M Panggabean tampak penuh percaya diri ketika menyampaikan capaian kinerja jajarannya di depan para pemimpin redaksi media belum lama ini. Pria berdarah Batak itu menuturkan berbagai aturan yang memayungi Barantin.

Payung hukum teratas bagi Barantin ialah Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Di bawah itu ialah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel-Balai Karantina Kolaborasi, Tingkatkan Ekspor Komoditas Pertanian

“Jangan dilihat setahun ini kami bayi, kami ini raksasa,” ujar Sahat.

Menurut Sahat, Barantin sebagai institusi yang berwenang melakukan karantina merupakan bagian dari sistem pertahanan negara dari sisi nonmiliter. Tugasnya, antara lain, mencegah masuknya hama dan penyakit (bioterorisme) maupun zoonosis yang mengancam kesehatan manusia.

BACA JUGA: Balai Karantina Hewan Gagalkan Penyelundupan Sirip Hiu di Bakauheni

“Bioterorisme itu mengerikan, tidak perlu menembak pakai nuklir, cukup senyawa-senyawa (saja) yang bisa menghabisi komoditas kita,” katanya.

Barantin juga harus menjaga kesehatan dan keamanan komoditas pangan strategis (hewan, ikan, dan tumbuhan) yang dilalulintaskan. Dengan kewenangan itu, Barantin bisa memaksa negara lain yang mau memasukkan pangan maupun hewan dan tumbuhan ke Indonesia menaati aturan yang berlaku di Tanah Air.

“Kalau macam-macam kami sikat, biar comply (tunduk) sama aturan kita,” katanya.

Oleh karena itu, Barantin pun mendekati negara-negara mitra. Menurut Sahat, posisi Indonesia dalam hal penerapan karantina harus setara dengan negara lain.

“Kalau mau bisnis, ya, hormati aturan-aturan di Indonesia. Jangan kirim barang-barang yang tidak sehat,” ucapnya.

Lebih lanjut Sahat menuturkan karantina sebagai sistem pertahanan negara bisa masuk ke semua lini. Barantin pun didukung sumbr daya manusia lulusan berbagai perguruan tinggi terkemuka. 

“Saya di-back up SDM yang hebat. SDM kami sangat mumpuni,” kata Sahat.

Selain itu, Barantin juga terus memperbaiki sarana dan prasarananya. Barantin juga terus memperkuat sistem karantina. “Ini rohnya karantina,” tuturnya.

Namun, pegawai Barantin memang harus bekerja 24 jam. Tidak hanya itu, pegawai Barantin juga kerap menghadapi risiko yang membahayakan. 

“Kadang risikonya nyawa. Ada yang dikehar pakai golok, harus naik ke kapal cuma pakai tambang, bahkan ada yang ditendang sapi,” ceritanya.

Meski demikian, Sahat memastikan jajarannya berupaya tetap profesional dalam bekerja. Profesionalitas itu juga ditunjukkan dalam kedisiplinan pegawai Barantin dalam menegakkan aturan karantina.

Sebagai contoh, Barantin sempat diduga mendapatkan tekanan ketika meluluskan anggur muscat yang diduga bermasalah dari Tiongkok. Sahat menegaskan Barantin sudah melakukan uji laboratorium atas buah premium itu.

Barantin memeriksa 700 sampel anggur muscat di labotorium terakreditasi. Pengujian itu menggunakan standar internasional yang hasilnya bisa dipertanggung jawabkan.

Hasil uji laboratorium itu menunjukkan anggur muscat impor aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, Sahat menepis anggapan soal tekanan terhadap Barantin soal buah dari Tiongkok.

“Barantin tidak ada urusan dengan politik. Kalau ada penyakit, kami tolak. Itu klir dan berlaku di seluruh dunia. Mau masyarakat kita dikasih makan sehat atau tidak?” ujar Sahat.

Mantan anak buah Luhut Binsar Pandjaitan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) itu menegaskan Barantin tidak akan mempersulit masuknya pangan dari hewan maupun tumbuhan ke dalam negeri. Namun, Sahat menegaskan pihak-pihak yang memasukkan komoditas strategis harus menaati aturan di Indonesia.

“Comply saja sama aturan, kami tidak akan mempersulit, sistemnya juga sudah digital, ada tarif-tarifnya,” katanya.

Sahat menyebut digitalisasi dan keterbukaan tarif itu sebagai upaya memperkuat pelayanan Barantin. Menurut dia, Barantin juga memperkuat diri dengan melibatkan institusi terkait sehingga pelaksanaan tugas kekarantinaan lebih ringan.

Namun, ketegasan Barantin menegakkan sistem membuat para calo yang biasa berbisnis dengan patgulipat pun merugi. Hal itu kadang membuat calo berulah dengan menyudutkan Barantin.

“Yang dirugikan cuma calo-calo saja. Masyarakat diuntungkan, kok,” katanya.

Selama setahun eksis sebagai lembaga baru, Barantin melakukan 2.309 penindakan. Perinciannya ialah penindakan di bandara sebanyak 1.445 kali, pelabuhan (745 kali), pos lintas batas negara atau PLBN (60 kali), dan kantor pos (59 kali).

Selain itu, Barantin juga mengirimkan Notification of Non-Compliance (NNC) kepada otoritas karantina berbagai negara. Jumlahnya mencapai 1.120 NNC 

“Ada komoditas impor yang tidak memenuhi persyaratan karantina. Komoditasnya sapi, domba, biji gandum, kacang tanah, akar murbei, beras, kedelai, bawang putih, bibit kentang, dan jagung,” tutur Sahat.

Lantas, bagaimana persiapan Barantin menghadapi rencana pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengimpor sapi untuk program susu gratis bagi anak-anak sekolah?

Sejauh ini Barantin sudah memetakan dua negara asal sapi yang akan didatangkan, yakni Australia dan Brazil. Sahat menyatakan sekitar dua bulan lalu jajarannya sudah dikirim ke kedua negara itu untuk memastikan kesehatan sapi yang akan dikirim ke Indonesia.

“Kami pastikan (sapi perah) sehat, bebas PMK (penyakit mulut dan kuku, red). Semua hewan yang akan dikirim ke Indonesia itu sudah divaksin,” tuturnya.

Sahat memastikan tidak ada sapi impor yang terlewatkan dari pemeriksaan BArantin. Dia beralasan pemeriksaan itu bukan melalui sampel. 

“Semuanya (diperiksa), bukan sampel. Diperiksa di lab yang disepakati, bukan abal-abal,” ucapnya.(jpnn.com)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler