Setelah 6 Laskar FPI Mati, Suhada Merasa Tertekan

Senin, 21 Desember 2020 – 18:13 WIB
Komnas HAM menyelidiki kasus tewasnya enam Laskar FPI. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Tim Hukum Front Pembela Islam Aziz Yanuar menyebutkan, pihak keluarga dari laskar FPI yang tewas ditembak di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang menyampaikan beberapa keluhan saat mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta Pusat, Senin (21/12).

Menurut Aziz, satu di antara pihak keluarga korban mengeluhkan munculnya teror dari orang tidak dikenal setelah kejadian laskar tewas.

BACA JUGA: Datangi Komnas HAM, Keluarga 6 Laskar FPI yang Tewas: Kami Tertekan dan Diteror

“Ada beberapa teror yang dialami oleh keluarga, itu disampaikan tadi,” ungkap Aziz di kantor Komnas HAM.

Selain teror, keluarga para laskar yang tewas juga merasa tertekan, yang diakibatkan dari proses pemeriksaan pihak kepolisian.

BACA JUGA: Keluarga 6 Laskar FPI Mengaku Seperti Dipukul Berkali-kali Oleh Polisi

Aziz mengtakan, semua keluhan adanya teror dan tekanan itu telah diadukan kepada Komnas HAM.

“Termasuk perasaan tertekan dan teror yang dialami, antara lain akibat panggilan-pangilan polisi sehubungan dengan kasus yang diduga objeknya adalah para syuhada,” beber Aziz.

BACA JUGA: Pemeriksaan Komnas HAM soal Tewasnya 6 Laskar FPI Makin Mendalam, Begini Bocorannya

Sementara itu, Suhada, orang tua dari salah seorang laskar yang tewas Faiz Ahmad Syukur, merasa makin terpukul karena polisi tidak memberikan informasi secara utuh atas kejadian tewasnya enam laskar.

Menurut dia, kepolisian sekadar memberi tahu bahwa Faiz Ahmad ialah satu di antara laskar FPI yang menjadi korban meninggal di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang.

"Terpukulnya karena kami tidak menerima informasi secara langsung dari pihak kepolisian setelah anak kami tidak ada," kata Suhada.

Suhada melanjutkan, polisi juga seperti memberikan narasi negatif setelah para laskar pengawal Habib Rizieq tewas.

Dalam beberapa kesempatan, kata Suhada, polisi mengeklaim laskar FPI yang tewas di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 Karawang, membawa senjata api dan menyerang petugas.

Menurut Suhada, narasi dari polisi tersebut tidak benar.

Dia meyakini Faiz Ahmad beserta laskar FPI lainnya tidak membawa dan memiliki senjata api.

"Kemudian juga membuat kami dari keluarga sangat terpukul adalah setelah dibunuh, kemudian mati, kemudian difitnah bahwa anak kami membawa senjata api, tajam dan lain sebagainya dan yang paling mengenaskan anak kami dianggap menyerang polisi. Ini tidak logis. Kenapa? Sebab, putra kami sedang mengawasi atau konvoi kendaraaan untuk menuju Karawang," ucap dia. (ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler